NEWSACEHTODAY, AUCKLAND -- BERANINYA seorang mahasiswi di University of Auckland, Selandia Baru ini. Ia mengajak dosen dan istrinya main seks bersama alias treesome di Bali. Namun, rencana untuk rencana treesome dengan Pak Dosen dan istrinya malah hancur berantakan.
Pasalnya, ajakan mahasiswi untuk ‘seks treesome’ bertiga dengan dosen dan istrinya disampaikan melalui email ke Pak Dosen. Namun, sang dosen justru meneruskan email berisi ajakan bereksperimen liar itu ke pimpinan universitas.
Karena, Pak Dosen tak tertarik dengan isi email yang kabarnya cukup sopan, tanpa ancaman, namun jelas bernada seksual itu. Di akhir email itu bahkan si mahasiswi berusia 30 tahun ini menuliskan, Pak Dosen tak harus menjawab pesannya.
Beginilah isi email tersebut
Pasalnya, ajakan mahasiswi untuk ‘seks treesome’ bertiga dengan dosen dan istrinya disampaikan melalui email ke Pak Dosen. Namun, sang dosen justru meneruskan email berisi ajakan bereksperimen liar itu ke pimpinan universitas.
Karena, Pak Dosen tak tertarik dengan isi email yang kabarnya cukup sopan, tanpa ancaman, namun jelas bernada seksual itu. Di akhir email itu bahkan si mahasiswi berusia 30 tahun ini menuliskan, Pak Dosen tak harus menjawab pesannya.
Beginilah isi email tersebut
“Saya bertanya-tanya apakah Anda dan istri Anda orang yang terbuka untuk sebuah eksperimen,” bunyi penggalan emailnya.
Si mahasiswi ternyata sudah berimajinasi melakukan ‘main bertiga’ itu di Bali, Indonesia.
Sambunya lagi “Bali, Indonesia, bulan Juli, jika Anda tertarik. Saya ingin menghabiskan akhir pekan untuk mengenal Anda lebih intim,”
Si mahasiswi ternyata sudah berimajinasi melakukan ‘main bertiga’ itu di Bali, Indonesia.
Sambunya lagi “Bali, Indonesia, bulan Juli, jika Anda tertarik. Saya ingin menghabiskan akhir pekan untuk mengenal Anda lebih intim,”
Menurut Daily Star, yang mengutip New Zealand Herald, si mahasiswi menegaskan bahwa dia sudah berusaha memperhalus ajakannya. “Saya berpikir bahwa saya sudah merapikannya di bagian akhir. Saya mengatakan, jika Anda tidak ingin, tidak ada tekanan, tidak ada paksaan, tidak ada,” ujarnya.
Saat ini, si mahasiswi yang mengejar gelar keduanya di universitas tersebut, tidak dapat kembali ke kampus, setidaknya sampai tahun depan.
Saat ini, si mahasiswi yang mengejar gelar keduanya di universitas tersebut, tidak dapat kembali ke kampus, setidaknya sampai tahun depan.
(sumber: adk/jpnn/pojoksatu/pojoksulsel)
Post a Comment