by:jpnn.com,
Kamis, 20 Juli 2017
Intip Berita - Para penyebar isu hoks masih terus gentayangan menebarkan ketakutan berlebih di masyarakat. Kadang informasi yang disebarkan adalah modifikasi hoax lama.
Saat ini isu merebaknya aksi pemerkosaan dengan menunggangi obat Progesterex dan Rohypnol.
Pesan hoaks itu seolah-olah berasal dari seseorang yang bernama Agus Susanto. Agus disebut berasal dari Satnarkoba Polres Tangerang.
Dalam pesan itu dikatakan, masyarakat yang punya anak gadis, adik perempuan, kakak perempuan, dan Anda sendiri yang perempuan harus berhati-hati. Sebab, telah beredar obat baru yang bernama Progesterex.
Obat itu disebut berbentuk pil kecil dan digunakan untuk sterilisasi. ”Obat ini sekarang dipakai oleh para pemerkosa pada perayaan pesta, pub, diskotek, perayaan reuni, dan sebagainya untuk memerkosa dan mensterilisasi korbannya,” bunyi pesan tersebut.
Pembuat pesan menyebut Progesterex dijual di klinik beberapa dokter hewan dan pet shop. Obat itu biasa digunakan untuk hewan besar.
Pemerkosa biasanya mencampur Progesterex dengan Rohypnol. Rohypnol disebut sebagai obat bius yang hanya bisa dibeli dengan menggunakan resep dokter.
Bentuknya mirip effervescent tablet yang cepat larut dalam air dan memunculkan buih.
Obat tersebut bisa dengan mudah dicampurkan ke minuman oleh pemerkosa dan cepat tercampur.
Perempuan yang menerima minuman itu tidak akan ingat apa pun yang terjadi. Juga disebutkan, efek Progesterex membuat si korban tidak akan hamil, bahkan menjadi steril.
”Efek Progesterex tidak sementara. Ini obat untuk mensterilkan kuda, jerapah, dan binatang besar lainnya. Jadi, perempuan yang meminumnya tidak akan pernah mengandung seumur hidup,” jelas si pembuat pesan. Tak lupa si pembuat pesan meminta pesan tersebut segera di-share.
Sejumlah pihak memang menyatakan bahwa informasi itu hoaks. Sebagaimana asal usul hoaks yang beredar di negeri ini, kabar soal Progesterex juga berasal dari modifikasi informasi palsu dari luar negeri.
Sejumlah peneliti, lembaga farmasi, dan asosasi veterinary luar negeri bahkan telah menyebutkan bahwa tidak ada obat yang bernama Progesterex.
Hal yang sama diungkapkan dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Universitas Airlangga, dr Erza Gumilar SpOG. Dia sama sekali tidak pernah mendengar nama obat Progesterex.
”Saya pernah mendapatkan e-mail seperti itu sepuluh tahun yang lalu. Malah masih menggunakan bahasa Inggris,” katanya.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi juga menegaskan bahwa kabar tersebut hoaks.
Kemenkes memang disebut dalam bagian akhir pesan tersebut. ”Kementerian Kesehatan tidak pernah membuat informasi seperti itu. Dari format kata-katanya, itu sudah terlihat sekali tidak benar,” ucapnya.
Jawa Pos sempat menelusuri dua nama obat itu. Yang memang ada di pasaran hanya Rohypnol. Obat itu digunakan sebagai penenang. Pembeliannya harus menggunakan resep dokter.
Tapi, di beberapa tempat, obat tersebut bisa dibeli meskipun tanpa resep dokter. Bahkan, Jawa Pos pernah membeli Rohypnol dari salah satu lapak di sebuah marketplace terkemuka asal Indonesia.
Tapi, Rohypnol yang ada di pasaran tidak berbentuk effervescent tablet. Bentuknya tablet biasa. Rohypnol memang sering disalahgunakan oleh orang-orang yang mengalami ketergantungan obat.
”Obat ini termasuk downer (depresan, Red). Jadi, sering digunakan untuk mereka yang mencari ketenangan. Bukan sejenis ekstasi yang bersifat upper (agar semakin hiperaktif, Red),” kata salah seorang mantan pecandu obat-obatan terlarang yang kini sering terlibat dalam kegiatan BNN Kota Surabaya.
Satu hal yang bisa dipercaya dari hoaks itu adalah pesan kehati-hatian yang diselipkan di akhir. Si pembuat hoax menulis, ”Jangan pernah menerima minuman dari laki-laki yang tidak kita kenal dengan alasan ingin berkenalan atau tidak kita kenal baik.
”Jadi, kalau ada laki-laki yang melakukan seperti itu pada Anda kaum perempuan, saran kami, minta saja mentahannya. Bisa untuk beli gorengan.” (gun/eko/c11/fat)
Post a Comment