Halloween party ideas 2015

Salah Faham saat intim, Istri Innalillahi..
ilustrasi

sumber: pojoksatu.id
by:sudar /Kamis, 20 Juli 2017

Intip Berita - Innalilahi wainnailaihi rajiun. Perbuatan diluar batas kemanusiaan Dedy Perangin-angin akhirnya terungkap. Pria 25 tahun itu benar-benar pembunuh gila. Dia membunuh istrinya, Shinta Sitepu, 20, di kamar saat keduanya masih dalam posisi intim (hubungan sumi).

Akibat salah faham pasangan yang menetap di Gang Karya, Desa Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Tanah Karo, ini terjadi, Senin (3/7) malam lalu.

Sekitar jam 10 malam, Dedy mengajak Shinta berhubungan intim saat keduanya berada di kamar.

Tak kuasa menahan nafsu, dia membuka celana jeans berikut pakaian dalam Shinta.

Berikutnya, dia membangunkan korban dengan cara menggoyang-goyang tubuh korban lalu mengajak istrinya itu besetubuh.

Mendengar ajakan itu, Shinta langsung duduk sambil memarahi Dedy. “Jangan kurang ajar kau. Enggak tau kau aku capek kali kerja,” bentak Shinta.

Alasan korban saat menolak bersetubuh sempat membuat Dedy marah. Si suami bahkan sempat menyebut korban selingkuh. Tudingan tersebut langsung dibantah korban. Mereka pun cekcok.

Saat cekcok itulah, Dedy memiting leher Shinta dengan tangan kanannya, sembari membalikkan tubuh korban dan menindihnya dari belakang.

Dalam kondisi minim baju, pelaku langsung menyetubuhi korban. Sementara tangan kirinya menarik rambut korban. Tak terima diperlakukan kasar, Shinta pun meronta-ronta.

Perlawanan korban seolah membuat Dedy makin gila. Saat memperkosa istrinya, tangannya aktif membenturkan kepala Shinta ke lantai hingga berulang kali. Situasi itu berlangsung sampai pelaku puas.

Puas melampiaskan hasrat sekaligus emosinya, Dedy segera memakai kembali celananya. Sementara sang istri sekarat dalam posisi telungkup akibat kepalanya berulang kali dihantamkan ke lantai.

Bukannya iba melihat Shinta sekarat, dia malah membalikkan tubuh korban lalu kembali mencekiknya.

Untuk memastikan istrinya telah tewas, Dedy mengambil baju jeans lengan panjang biru. Lengan baju itu lantas diikatkan ke leher Shinta dengan sekuat tenaga. Dalam hitungan menit, ibu muda itu pun meregang nyawa.

Yakin ibu dari putranya yang masih bayi sudah meninggal dunia, Dedy menutupi jasad Shinta dengan selimut lalu memakaikan kain sarung ke tubuhnya, lantas menggesernya ke belakang pintu kamar dan ditutupi dengan tikar.

Mengantisipasi bau pembusukan, Dedy menyemprotkan minyak wangi ke seluruh ruangan kamar dan tubuh korban. Setelah itu dia mengemas bajunya dan anaknya lalu pergi ke Kabanjahe.

Tak lupa dia menggembok pintu kamar dan rumahnya. Saat meninggalkan rumah, tujuannya adalah kampung halamannya di Palembang.

Semua aksi kekejian itu diperagakan Dedy dalam rekontruksi Rabu (19/7) pagi di TKP kejadian. Masih terlihat bercak darah berceceran yang sudah kering di karpet warna merah jambu dalam rumah itu.

Ada sebanyak 18 adegan diperankan pelaku sendiri. Sementara korban diperankan dalam wujud manekin. Gelar reka ulang itu disaksikan warga dan pihak keluarga.

Turut hadir Kapolsek Tigapanah, AKP Dearma Munthe,SH didampingi anggotanya serta JPU dari Kejari Kari Karo, Agustinus Perangin-angin,SH, penasehat tersangka Ripalino Bukit,SH, saksi-saksi yakni Sahat Maruli Tua Sihombing dan Rafles Sihombing, serta ibu kandung korban, Rehulina Beru Bukit.

“Bunuh aja anak itu. Keji kali perbuatannya. Kalau tidak suka lagi kan lebih baik diceraikan, kenapa mesti dibunuh. Semoga kau mati di dalam penjara. Manusia biadap, otak binatang, tidak berprikemanusiaan,” teriak warga saat Dedy berjalan meninggalkan lokasi reka ulang.

Sementara ibu korban, Rehulina Bukit terlihat murung seakan tak tahu harus berkata apa-apa. Lidahnya seolah kaku dan airmatanya telah kering. “Hukum lah dia seberat perbuatannya. Kami keluarga menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada penegak hukum,” ujarnya pasrah.
(ius/ras/jpg/pojoksatu)

Post a Comment

Powered by Blogger.