 |
| ilustrasi |
Intip Berita - Akibat merajalelanya kegiatan pelec*han se*sual bahkan pemerkosaan, maka di daerah ini terpaksa dipasanga peringatan untuk menghindari tumbulnya perlakuan tidak senonoh bagi para wanita. Dan biasanya saat insiden pelecehan se*sual itu terjadi, sang korban juga sering disebut sebagai salah satu faktor pendorong terjadinya pelecehan tersebut.
Kegiatan ini muncul akibat pakaian yang dipakai oleh para wanita atau korban yang dianggap mengundang hasrat hingga nafsu para pria yang kemudian mendorong mereka melakukan kejahatan tersebut. Oleh karena itu, para perempuan muda di sebuah desa di India dilarang mengenakan jeans dan T-shirt dan pakaian yang memikat (atractive clothes) lainnya demi mencegah terjadinya tindakan pelecehan se*sual.
Menurut para tetua di desa itu, pakaian semacam itu akan mendorong terjadinya pemerkosaan. Seperti dilansir dari kompas.com, para tetua di Khedar, wilayah Hisar di India barat laut, menerapkan larangan itu sebagai bagian dari serangkaian langkah yang dirancang untuk mengurangi serangan se*sual. Bukan hanya itu, sebelumnya alkohol juga telah dilarang dan penyelenggara DJ party kini didenda sebesar 11.000 rupee (sekitar Rp 2 juta).
Bukan hanya melarang pakaian yang memiliki dayat pikat bahkan wanita pun dilarang menggunakan ponsel bergaya Barat, karena semua itu dianggap akan “merusak budaya” masyarakat setempat. Dewan desa memberitahu para orangtua untuk melarang anak perempuan mereka memakai celana jeans, baju ketat, kaus oblong, atau T-shirt, dan pakaian Barat lainnya seta telepon seluler (ponsel).
Perlakuan terhadap wanita di India memang tengah mendapat sorotan tajam, menyusul kematian seorang mahasiswi fisioterapi berusia 23 tahun setelah diperkosa sekelompok orang di sebuah bus di New Delhi. Setelah kasus itu, India pun dilanda gelombang protes. Para demonstran menuntut hak-hak perempuan dan hukuman gantung bagi pelaku pemerkosaan.
"Kami telah memutuskan untuk melarang alkohol karena itu merupakan alasan utama di balik perkosaan. Kami juga telah melarang celana jeans dan T-shirt bagi para siswi karena itu bukan gaun yang pantas." ujar tokoh di Desa Khedar, Sarpanch Shamsher Singh, kepada Times of India.
Namun, walau keputusan itu mungkin tidak populer di kalangan anak muda di desa, keputusan tersebut disambut baik oleh para warga yang lebih tua.
by: mrseru.com
Aug 23, 2017
Post a Comment