NEWSACEHTODAY, JAKARTA-- Perekrutan 7 ribu guru untuk Tahun ini akan segera dilaksanakan Pemerintah untuk program Guru Garis Depan (GGD). Rencananya mereka akan ditempatkan di 93 Kabupaten daerah daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang tersebar pada 28 provinsi.
Dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya mengirimkan 798 orang guru, namun jumlah ini diperkirakan akan meningkat drastis, Mendikbud Anies Baswedan meminta para bupati menerima para guru di daerahnya masing-masing dengan tangan terbuka dan tidak memandang mereka lebih dari sekadar tambahan pegawai.
Harapan Anies para Guru Garis Depan (GGD) yang akan datang ke daerah 3T tersebut bukan hanya mengajar, tapi juga menginspirasi dan menjadi agen perubahan. "Yang sekarang kita butuhkan anak-anak yang datang ke sana untuk mengajar, mendidik, dan menginspirasi. Jangan berpikir hanya menjadi guru. Namanya menjadi guru tapi perannya sebagai inspirator," kata penggagas Program Indonesia Mengajar tersebut.
Ia juga mengingatkan untuk para Guru ini tidak hanya sekadar pemenuhan kebutuhan guru di daerah 3T, tapi juga seperti merajut kembali tenun kebangsaan. "Jadi bukan sekadar dari tempat yang sama (mengajar) ke tempat yang sama, tapi membuat tenun menjadi satu. Kita semua termasuk yang beruntung karena kita berinteraksi dengan ragam etnik dan budaya, tapi jutaan orang Indonesia lain yang tidak pernah berinteraksi," ujar Mendikbud.
Anies mengakui guru-guru yang dikirim ke daerah 3T memang memiliki kendala yang berat seperti medan, ketersediaan listrik, infrastuktur yang menantang. Akan tetapi, Anies berpesan bahwa guru-guru tersebut berperan dalam pencerdasan generasi muda dan menjadi agen perubahan, sehingga tugas mulia tersebut harus diemban dengan amanah.
Ia juga mengingatkan untuk para Guru ini tidak hanya sekadar pemenuhan kebutuhan guru di daerah 3T, tapi juga seperti merajut kembali tenun kebangsaan. "Jadi bukan sekadar dari tempat yang sama (mengajar) ke tempat yang sama, tapi membuat tenun menjadi satu. Kita semua termasuk yang beruntung karena kita berinteraksi dengan ragam etnik dan budaya, tapi jutaan orang Indonesia lain yang tidak pernah berinteraksi," ujar Mendikbud.
Anies mengakui guru-guru yang dikirim ke daerah 3T memang memiliki kendala yang berat seperti medan, ketersediaan listrik, infrastuktur yang menantang. Akan tetapi, Anies berpesan bahwa guru-guru tersebut berperan dalam pencerdasan generasi muda dan menjadi agen perubahan, sehingga tugas mulia tersebut harus diemban dengan amanah.
[source;jpnn]
Post a Comment