Halloween party ideas 2015

Siap-siap, Harga Rokok Rp50 Ribu Sebungkus

Newsacehtoday.ml, Jakarta -- Sementara ini harga rokok dipasaran masih bisa dibilang stabil yaitu berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Harga tersebut dinilai terlalu rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Siap-siap, karena dikabarkan bahwa harga rokok bakal menanjak menjadi Rp50 ribu sebungkus.

Kebijakan untuk menaikkan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus diharapkan mampu menekan angka perokok, terutama di kalangan remaja dan pelajar. Juga untuk menekan jumlah perokok secara keseluruhan. Namun, rencana tersebut membuat perokok aktif menjerit.
Cukai rokok belum kami diskusikan lagi, tapi kami kan biasanya setiap tahun ada penyesuaian tarif cukainya,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara di Perkantoran Kementerian Keuangan.
Selama ini, harga rokok di bawah Rp 20 ribu dianggap musabab tingginya jumlah perokok di Indonesia. Hal tersebut membuat orang yang kurang mampu hingga anak-anak sekolah mudah membeli rokok.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, ada keterkaitan antara harga rokok dengan jumlah perokok.

Dari studi itu terungkap bahwa sejumlah perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali lipat. Dari 1.000 orang yang di survei, sebanyak 72 persen bilang akan berhenti merokok kalau harga rokok di atas Rp 50.000.

Jika dinaikkan, kemungkinan, akan menekan jumlah perokok di Indonesia. Dan berdampak baik bagi ekonomi keluarga dan paling penting adalah kesehatan.

Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, optimistis naiknya harga rokok akan mengurangi jumlah perokok aktif yang kini sudah mencapai 60 persen dari total penduduk Indonesia.

Selain itu, kata dia, harga rokok di Indonesia juga paling murah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, seperti Singapura dan Malaysia.
Bisa dibayangkan rokok dengan merek sama di Indonesia harganya cuma Rp 15 ribu, sementara di Malaysia dibandrol Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per bungkus. Jadi wajar banyak perokok aktif karena harganya murah,” tukasnya.
Sementara itu, seorang perokok aktif, Wawan Darmawan (35) mengatakan, kebijakan menaikkan harga rokok sangat memberatkan. Kebijakan itu justru akan menambah angka kemiskinan.

“Perokok aktif dari kalangan miskin akan bertambah miskin. Jangan salah, banyak perokok aktif yang lebih memilih tidak makan daripada tidak merokok. Ini akan memunculkan persoalan baru di masyarakat,” ujar Wawan.

 
sumber:
http://rimanews.com/
ediring: rw

Post a Comment

Powered by Blogger.