Halloween party ideas 2015

Anak dibawah umur Terjebak Minuman Perangsang, Akhirnya..
Foto Ilustrasi

Newsacehtoday.ml, Jambi -- Sejumlah pelajar SMP yang masih tergolong di bawah umur menjadi korban pelecehan hingga ke pemerkosaan. Hal ini ternyata gara-gara terjebak dengan diiming-imingi pekerjaan ringan namun menghasilkan uang banyak.

Para korban yang terjebak, kemudian dibawa ke suatu tempat untuk dicekoki semacam minuman perangsang sebelum akhirnya 'dijual' kepada kakek hidung belang berinisial WH.

Dari hasil penyelidikan diketahui jika sejauh ini sudah ada lima korban anak di bawah umur yang dijual oleh PU, teman para korban yang bertindak sebagai mucikari.
Hasil keterangan tersangka dan satu korban lainnya, sudah ada lima nama lain yang menjadi korban. mereka masih berstatus sebagai pelajar sekolah SMP di Kota Jambi," kata Kasat Reskrim Polresta Jambi Kompol Doni.
Disampaikan Iptu Shisca Agustina, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Jambi, hasil pemeriksaan satu korban diketahui jika korban dijebak.

Dari pemeriksaan, pengakuan seorang korban, ia di iming-imingi pekerjan oleh PU yang bisa menghasilkan uang banyak tanpa mengganggu aktivitas sekolahnya.
Korban awalnya diajak ke sebuah hotel oleh mucikari. Adapun di satu kamar hotel tersebut sudah menunggu tersangka WH. Setibanya di kamar hotel, PU lantas keluar dan mengunci kamar dari luar.

Sementara, korban sebelumnya diberi minuman peransang "Di dalam kamar, oleh WH, korban diberi obat perangsang. Korban pun pusing dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi," kata Iptu Shisca Agustina. 

Intip Berita lainnya (Kisah Siswi 16 Tahun Doyan JAJAN Dengan Pria Manapun)

Pada saat korban hilang kesadaran, kemudian kakek WH bereaksi menggagahi korban. Untuk merahasiakan perbuatannya, WH memberi uang satu juta rupiah ke korban.

Sejauh ini pihak kepolisian masih mencari PU gadis di bawah umur yang diduga menjadi mucikari.

Iptu Shisca mengatakan, kasus prostitusi yang mengeksploitasi anak dibawah umur ini tak terlepas dari prilaku pergaulan bebas masa saat ini.
Masa SMP dan SMA masih pencarian jati diri, perlu pengawasan lebih," tambahnya.
Untuk itu ia berharap penggunaan teknologi secara bebas seperti gadget, smartphone dan lainnya tetap dalam pengawasan orangtua. termasuk pada pergaulan sehari-hari anak.

"Majunya teknologi informasi, gadget dan media sosial jangan sampai diterima mentah-mentah oleh anak-anak. Ini harus disikapi, dan keluarga menjadi garda terdepan dalam pembinaan anak-anak," pungkasnya.


sumber: (bangka.tribunnews.com)

Post a Comment

Powered by Blogger.