sumber: jpnn.com
Jumat, 21 Juli 2017
Intip Berita - Ayah lalai dengan wanita lain, Anak dan Ibu juga tidak tinggal diam dan sepakat nyabu bersama. Kecewa dengan perceraian orang tua, seorang pemuda berinisial SE, 18, mengambil jalan pintas untuk melampiaskan kekecewaannya bersama sang ibu.
Dia terlibat penyalahgunaan narkoba. Apalagi, teman satu sekolahnya memiliki hubungan dekat dengan sang ayah.
Remaja asal Desa Bumisari, Natar, Lampung Selatan ini mengaku menghisap sabu sejak kelas 3 SMK di Medan, Sumatera Utara.
Dia memesan sabu melalui rekannya dan dikonsumsi di rumah.
”Saya kecewa dengan ayah yang punya hubungan dengan kawan SMP saya. Apalagi ayah dan ibu cerai sejak saya masih SD,” sebut SE di Mapolsek Natar, seperti dilansir Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini.
Kekecewaannya menjadi saat mengetahui ayahnya kerap mendekati dan lalai dengan perempuan. Bahkan, dia mendapat cerita bahwa sang ayah juga ikut dekatin rekan SMP-nya dan mendapat uang dari sang ayah.
”Saya kesal dan malu,” tegasnya.
Setelah menyelesaikan SMK, SE kembali ke Natar. Ia kemudian berhubungan dengan AR (DPO) untuk membeli sabu. Saya beli paket hemat dan dipakai sendiri,” sebut dia.
Lantas, Mei lalu, dia ditawari untuk menjual sabu. SE berperan sebagai kurir yang mengantar sabu ke pemesan. ”Biasanya kalau ada pembeli, AR ngabari saya. Pembeli ke rumah atau ketemuan di depan balai desa,” kata dia.
SE menuturkan, dia mau menjadi kurir lantaran senang dengan sosok AR. Dimana, AR kerap memberi uang kepada ibunya dan dirinya bisa gratis mengonsumsi sabu.
Lebih lanjut SE menuturkan, dia kerap menghisap sabu bersama Sustini, ibunya dan rekannya. ”Saya kalau makai, nggak sendiri. Pasti dengan teman atau ibu saya,” ujarnya.
Memang, awalnya dia dimarahi Sustini lantaran menghisap sabu. Namun belakangan SE mengetahui bahwa ibunya juga mengggunakan kristal haram itu. Meski begitu, SE mengaku kerap menangis saat mengonsumsi sabu bersama ibunya. Dia merasa tidak berguna.
Sementara Sustini mengaku mengenal sabu sejak bercerai dengan suaminya. Dia juga membenarkan menggunakan sabu bersama anaknya.
”Saya sebenarnya melarang SE untuk make sabu. Namun karena saya juga make, jadinya nggak bisa memaksa dia,” kata Sustini.
Diketahui, SE diamankan anggota Polsek Natar saat berada di rumahnya sekitar pukul 15.00 WIB Selasa (18/7). Polisi juga mengamankan Sustini, dan rekannya AW, 17, warga Natar.
Kapolsek Natar Kompol Eko Nugroho mengatakan, penangkapan dilakukan berdasar informasi masyarakat. Di mana, ada dugaan transaksi narkoba di Desa Bumisari.
”Kita melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan SE,” kata Eko mewakili Kaplres Lampung Selatan AKBP Adi Ferdian.
Dalam penangkapan di rumah SE tersebut, polisi menyita barang bukti 18 paket kecil sabu, 19 plastik klip sisa pakai sabu, serta plastik klip. (pip/ais)
Jumat, 21 Juli 2017
Intip Berita - Ayah lalai dengan wanita lain, Anak dan Ibu juga tidak tinggal diam dan sepakat nyabu bersama. Kecewa dengan perceraian orang tua, seorang pemuda berinisial SE, 18, mengambil jalan pintas untuk melampiaskan kekecewaannya bersama sang ibu.
Dia terlibat penyalahgunaan narkoba. Apalagi, teman satu sekolahnya memiliki hubungan dekat dengan sang ayah.
Remaja asal Desa Bumisari, Natar, Lampung Selatan ini mengaku menghisap sabu sejak kelas 3 SMK di Medan, Sumatera Utara.
Dia memesan sabu melalui rekannya dan dikonsumsi di rumah.
”Saya kecewa dengan ayah yang punya hubungan dengan kawan SMP saya. Apalagi ayah dan ibu cerai sejak saya masih SD,” sebut SE di Mapolsek Natar, seperti dilansir Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini.
Kekecewaannya menjadi saat mengetahui ayahnya kerap mendekati dan lalai dengan perempuan. Bahkan, dia mendapat cerita bahwa sang ayah juga ikut dekatin rekan SMP-nya dan mendapat uang dari sang ayah.
”Saya kesal dan malu,” tegasnya.
Setelah menyelesaikan SMK, SE kembali ke Natar. Ia kemudian berhubungan dengan AR (DPO) untuk membeli sabu. Saya beli paket hemat dan dipakai sendiri,” sebut dia.
Lantas, Mei lalu, dia ditawari untuk menjual sabu. SE berperan sebagai kurir yang mengantar sabu ke pemesan. ”Biasanya kalau ada pembeli, AR ngabari saya. Pembeli ke rumah atau ketemuan di depan balai desa,” kata dia.
SE menuturkan, dia mau menjadi kurir lantaran senang dengan sosok AR. Dimana, AR kerap memberi uang kepada ibunya dan dirinya bisa gratis mengonsumsi sabu.
Lebih lanjut SE menuturkan, dia kerap menghisap sabu bersama Sustini, ibunya dan rekannya. ”Saya kalau makai, nggak sendiri. Pasti dengan teman atau ibu saya,” ujarnya.
Memang, awalnya dia dimarahi Sustini lantaran menghisap sabu. Namun belakangan SE mengetahui bahwa ibunya juga mengggunakan kristal haram itu. Meski begitu, SE mengaku kerap menangis saat mengonsumsi sabu bersama ibunya. Dia merasa tidak berguna.
Sementara Sustini mengaku mengenal sabu sejak bercerai dengan suaminya. Dia juga membenarkan menggunakan sabu bersama anaknya.
”Saya sebenarnya melarang SE untuk make sabu. Namun karena saya juga make, jadinya nggak bisa memaksa dia,” kata Sustini.
Diketahui, SE diamankan anggota Polsek Natar saat berada di rumahnya sekitar pukul 15.00 WIB Selasa (18/7). Polisi juga mengamankan Sustini, dan rekannya AW, 17, warga Natar.
Kapolsek Natar Kompol Eko Nugroho mengatakan, penangkapan dilakukan berdasar informasi masyarakat. Di mana, ada dugaan transaksi narkoba di Desa Bumisari.
”Kita melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan SE,” kata Eko mewakili Kaplres Lampung Selatan AKBP Adi Ferdian.
Dalam penangkapan di rumah SE tersebut, polisi menyita barang bukti 18 paket kecil sabu, 19 plastik klip sisa pakai sabu, serta plastik klip. (pip/ais)
Post a Comment