Lulung Lunggana (Wakil Ketua DPRD DKI ) Foto: MTVN/Nur Azizah |
NEWSACEHTODAY, Jakarta-- Abraham Lulung Lunggana, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Haji Lulung ini heran dengan sikap Partai Golkar yang berencana deklarasi dukungan buat Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama. Golkar siap dukung Ahok di Pilkada DKI lewat jalur perseorangan maupun partai.
"Heran saja," kata Lulung, Senin (13/6/2016).
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu menduga bahwa elite parpol di DPP Golkar tidak bersentuhan langsung dengan Ahok, sehingga tidak merasakan sakitnya akibat sikap Ahok. “Saya paham betul bagaimana sakitnya teman-teman parpol di (DPRD) DKI, sakitnya itu di sini," kata Lulung.
Namun, Ketua DPW PPP DKI ini tetap menghormati keputusan partai politik yang mendukung Ahok. Dirinya tak akan ikut campur terlalu jauh.
"Itu kan keputusan teman-teman di partai NasDem, Hanura dan Golkar. Ya sudah, kita harus hormati. Ini soal pilihan, biarkan rakyat yang menilai sendiri," ucapnya.
Meskipun Partai Golkar memberi dukungan pada Ahok, maka dukungan kursi anggota DPRD yang mendukung Ahok mencapai 24 kursi (Golkar 9, NasDem 10, Hanura 10). Artinya langkah Ahok maju lewat partai terbuka lebar. Sebab, jumlah dukungan minimal yang harus dikantongi calon gubernur DKI jika ingin maju melalui jalur parpol adalah 22 kursi di DPRD DKI.
Ketika Lulung menanggapi hal itu, ia pun hanya tersenyum sambil geleng-geleng. Sebab, keputusan parpol mendukung calon perseorangan adalah contoh konkret upaya deparpolisasi. Menurutnya, parpol sebagai pilar demokrasi dan sumber rekrutmen kader, secara sadar dan sengaja telah mengaburkan makna penting partai politik.
Menurut Lulung "Ini adalah bentuk deparpolisasi yang paling sempurna di dunia. Tapi kayaknya teman-teman tidak sadar, bahwa ini (mendukung independen) telah mengaburkan makna penting sebuah parpol, sayang sekali," ujrarnya.
"Heran saja," kata Lulung, Senin (13/6/2016).
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu menduga bahwa elite parpol di DPP Golkar tidak bersentuhan langsung dengan Ahok, sehingga tidak merasakan sakitnya akibat sikap Ahok. “Saya paham betul bagaimana sakitnya teman-teman parpol di (DPRD) DKI, sakitnya itu di sini," kata Lulung.
Namun, Ketua DPW PPP DKI ini tetap menghormati keputusan partai politik yang mendukung Ahok. Dirinya tak akan ikut campur terlalu jauh.
"Itu kan keputusan teman-teman di partai NasDem, Hanura dan Golkar. Ya sudah, kita harus hormati. Ini soal pilihan, biarkan rakyat yang menilai sendiri," ucapnya.
Meskipun Partai Golkar memberi dukungan pada Ahok, maka dukungan kursi anggota DPRD yang mendukung Ahok mencapai 24 kursi (Golkar 9, NasDem 10, Hanura 10). Artinya langkah Ahok maju lewat partai terbuka lebar. Sebab, jumlah dukungan minimal yang harus dikantongi calon gubernur DKI jika ingin maju melalui jalur parpol adalah 22 kursi di DPRD DKI.
Ketika Lulung menanggapi hal itu, ia pun hanya tersenyum sambil geleng-geleng. Sebab, keputusan parpol mendukung calon perseorangan adalah contoh konkret upaya deparpolisasi. Menurutnya, parpol sebagai pilar demokrasi dan sumber rekrutmen kader, secara sadar dan sengaja telah mengaburkan makna penting partai politik.
Menurut Lulung "Ini adalah bentuk deparpolisasi yang paling sempurna di dunia. Tapi kayaknya teman-teman tidak sadar, bahwa ini (mendukung independen) telah mengaburkan makna penting sebuah parpol, sayang sekali," ujrarnya.
(sumber: metronews.com)
Post a Comment