Newsacehtoday.ml, – Terhadap penangkapan pengurus sekaligus aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) oleh polisi, menimbulkan kemarahan di kalangan aktivis HMI lainnya. Apalagi penangkapan itu, tidak disertai dengan surat perintah penangkapan dan dilakukan pada dini hari.
Alumnus HMI, yang sekarang menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi, menyebut penangkapan aktivis HMI itu berlebihan, dan menunjukkan arogansi aparat kepolisian. "Polisi over acting, seolah-olah ingin menangkap gembong teroris," sesal Baidowi.
Anggota Komisi II DPR ini berpendapat, polisi semestinya tidak membuat kegaduhan baru karena kalau memang dianggap bersalah, polisi bisa melakukan pemanggilan terlebih dahulu aktivis HMI yang diduga terlibat kerusuhan saat demo 4 November. “Wakil PPP di Komisi III akan mempertanyakannya kepada Kapolri soal ini,” katanya.
Kegeraman yang sama disampaikan oleh ex Sekjen Pengurus Besar HMI Ahmad Doli Kurnia. Dia bahkan menuding Presiden Jokowi sengaja melibatkan polisi dalam permainan politik untuk membela Ahok.
Intip Berita lain:
Golkar Akan Evaluasi Dukungan ke Ahok
Obama Ucapkan Perpisahan
Intelijen Salah Memberi Laporan Kepada Jokowi
Obama Ucapkan Perpisahan
Intelijen Salah Memberi Laporan Kepada Jokowi
Dia juga menuding Jokowi hendak memecah belah dan melemahkan kekuatan yang mendesak agar Ahok diadili. "Kepolisian sudah menjadi bagian dari permainan politik pemerintahan Jokowi yang memang tidak menyukai gerakan Bela Islam yang sudah semakin meluas," kata Doli.
Berbicara kepada Rimanews, Ketua Bidang Hukum PB HMI Tegar Putuhena menceritakan, proses penangkapan kelima rekannya. Menurut dia, puluhan aparat mendatangi Sekretariat PB HMI di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, dengan mengenakan pakaian sipil, Senin (07/11) sekitar pukul 23.00 WIB.
"Mereka mengklaim membawa surat perintah penangkapan, namun enggan ditunjukkan. Surat penangkapan itu ditujukan kepada Sekjen PBHMI Amie Jaya," kata dia.
Alumni HMI yang ikut berang dengan penangkapan Ami dan kawan-kawan adalah anggota Dewan Pakar Partai Golkar Indra J Piliang. Dia merespons penangkapan itu lewat Twitter.
"Gue cuma bilang Borneo dan Papua utk siap2. Belum kasih aba2 berikutnya. Dua anak muda itu adlh puncak regenerasi pemimpin masa dpn!!!".
"Neo Masyumi, beserta cucu-cicitnya, siap2!!!".
"Nih, biar makin provokatif: JUTAAN kader Hijau Hitam beserta Puluhan Juta Alumninya di Bumi Nusantara, SIAP2!!!."
"Jelek2 gini, gue msh bisa gerakin jutaan kader HMI di seluruh Indonesia yg gue ikut latih selama puluhan tahun."
Ketua Presidium Koprs Alumni HMI Mahfud MD juga bereaksi terkait penangkap ini. Berkicau di Twitter, Mahfud menulis: "Akan kita urus kalau diperlakukan sewenang-wenang. Tapi kalau benar dia melakukan pelanggaran hukum dan anarkis kita akan dukung polisi menindaknya."
Polisi dari Polda Metro Jaya melakukan operasi penangkapan kader HMI sejak Senin malam sampai Selasa dini hari, menyusul kericuhan usai aksi demo umat Islam 4 November yang ditujukan untuk mendesak dan menuntut pemerintahan Jokowi mempercepat penyelesaian kasus penisataan agama yang diduga dilakukan oleh calon Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Berbicara di hadapan warga Kepulauan Seribu, 27 September 2016, Ahok antara lain mengutip surat Al Maidah ayat 51.
Kader HMI pertama yang di tangkap adalah Ismail Ibrahim, pengurus HMI Komisariat Universitas Nasional, Jakarta. Polisi menangkapnya di sebuah rumah salah satu anggota DPD RI di daerah Pejaten Barat. Berturut-turut, polisi kemudian menangkap Sekjen PB HMI, Ami Jaya Halim di Sekretariat PB HMI, Muhammad Rijal Berkat di Tugu Proklamasi, dan Rahmat Muni asal Pulau Buru, ditangkap di Jalan Anyer, Jakarta Pusat.
Berbicara kepada Rimanews, Ketua Bidang Hukum PB HMI Tegar Putuhena menceritakan, proses penangkapan kelima rekannya. Menurut dia, puluhan aparat mendatangi Sekretariat PB HMI di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, dengan mengenakan pakaian sipil, Senin (07/11) sekitar pukul 23.00 WIB.
"Mereka mengklaim membawa surat perintah penangkapan, namun enggan ditunjukkan. Surat penangkapan itu ditujukan kepada Sekjen PBHMI Amie Jaya," kata dia.
Alumni HMI yang ikut berang dengan penangkapan Ami dan kawan-kawan adalah anggota Dewan Pakar Partai Golkar Indra J Piliang. Dia merespons penangkapan itu lewat Twitter.
"Gue cuma bilang Borneo dan Papua utk siap2. Belum kasih aba2 berikutnya. Dua anak muda itu adlh puncak regenerasi pemimpin masa dpn!!!".
"Neo Masyumi, beserta cucu-cicitnya, siap2!!!".
"Nih, biar makin provokatif: JUTAAN kader Hijau Hitam beserta Puluhan Juta Alumninya di Bumi Nusantara, SIAP2!!!."
"Jelek2 gini, gue msh bisa gerakin jutaan kader HMI di seluruh Indonesia yg gue ikut latih selama puluhan tahun."
Ketua Presidium Koprs Alumni HMI Mahfud MD juga bereaksi terkait penangkap ini. Berkicau di Twitter, Mahfud menulis: "Akan kita urus kalau diperlakukan sewenang-wenang. Tapi kalau benar dia melakukan pelanggaran hukum dan anarkis kita akan dukung polisi menindaknya."
Polisi dari Polda Metro Jaya melakukan operasi penangkapan kader HMI sejak Senin malam sampai Selasa dini hari, menyusul kericuhan usai aksi demo umat Islam 4 November yang ditujukan untuk mendesak dan menuntut pemerintahan Jokowi mempercepat penyelesaian kasus penisataan agama yang diduga dilakukan oleh calon Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Berbicara di hadapan warga Kepulauan Seribu, 27 September 2016, Ahok antara lain mengutip surat Al Maidah ayat 51.
Kader HMI pertama yang di tangkap adalah Ismail Ibrahim, pengurus HMI Komisariat Universitas Nasional, Jakarta. Polisi menangkapnya di sebuah rumah salah satu anggota DPD RI di daerah Pejaten Barat. Berturut-turut, polisi kemudian menangkap Sekjen PB HMI, Ami Jaya Halim di Sekretariat PB HMI, Muhammad Rijal Berkat di Tugu Proklamasi, dan Rahmat Muni asal Pulau Buru, ditangkap di Jalan Anyer, Jakarta Pusat.
sumber:rimanews.com
http://rimanews.com/nasional/politik/read/20161109/307742/HMI-Marah
Post a Comment