![]() |
Sejumlah warga Rohingya terlibat bentrokan antara kaum Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya di Sittwe, Myanmar, Minggu (10/6). REUTERS/Staff |
Pada Sabtu malam, 12 November 2016, aktivis Rohingya mengunggah rekaman video yang menunjukan mayat delapan orang mengenakan pakaian sipil, termasuk seorang bayi kecil. Disebutkan juga, korban meninggal pada hari itu di dekat desa Dar Gyi Zar, dengan beberapa luka peluru. Tapi rekaman itu sulit diverifikasi keasliannya.
intip juga:
Wanita ini Jual Rambut Rp 44,8 Jutaan untuk Beli Rumah
Konflik etnis minoritas Rohingya masih berlanjut meski pemerintahan baru yang dipimpin aktivis demokrasi Aung San Suu Kyi sudah mengambil alih pemerintahan dari kalangan militer. Konflik mayoritas pemeluk Budha dengan minoritas Rohingya menyebabkan 200 orang tewas pada 2012. Sekitar 100 ribu orang minoritas Rohingnya berlindung di kamp pengungsian selama bentrokan berdarah berlangsung.
Kelompok hak azasi telah berulangkali mendesak Suu Kyi membuat solusi bagi minoritas Rohingya. Tapi kelompok nasionalis Budha menentang upaya memberikan kewarganegaraan bagi minoritas Rohingya, karena kelompok ini dinilai hanyalah imigran ilegal dari Bangladesh.
Human Rights Watch merilis citra satelit pada Minggu 13 November 2016 yang menunjukkan pembakaran massal terhadap desa Rohingya. Hasil analisis kelompok ini menyatakan 400 bangunan dibakar di tiga desa Rohingya tempat pertempuran berkecamuk.
Brad Adams, Direktur Human Rights Watch untuk kawasan Asia, mengatakan foto-foto baru menunjukan kerusakan luas yang lebih besar dari yang diperkirakan semula. “Otoritas Burma harus segera membentuk tim investigasi yang dibantu PBB sebagai langkah awal untuk menjamin keadilan dan keamanan bagi korban,” kata Adams dalam pernyataan.
Tapi militer dan pemerintah menolak tuduhan bahwa pasukan pemerintah yang membakar desa Rohingya, dengan menuduh gerilyawan Rohingya yang justru pelaku pembakaran.(tempo.co)
Post a Comment