Halloween party ideas 2015

Newsacehtoday.ml - Meskipun saat ini sistim kerja paksa seperti ini sudah dilarang dan dihapuskan oleh International Labour Organisation (ILO), pada kenyataanya dilapangan praktik perbudakan ini masih saja bisa kita temui, hanya saja disamarkan dengan cara yang lebih modern. Dan sayangnya meski hal ini sudah menjadi rasasia umum namun, tetap saja kasus tewasnya puluhan hingga ratusan bahkan mungkin ribuan pekerja tetap saja terjadi, demi terwujudnya sebuah Megaproyek. Karena itu kali ini kami akan berbagi informasi tentang Megaproyek maut yang telah menelan jutaan nyawa manusia dalam, Megaproyek Pembangunan Yang Paling Memakan Korban Manusia.

Death Railway - Burma
 
Pembangunan Proyek Dengan Korban Jiwa Terbanyak

Dikenal dengan nama Death Railway atau Rel Kereta Maut, merupakan sebuah jalur kereta api yang membentang di sepanjang perbatasan Myanmar dan Thailand sekaligus menjadi saksi kekejaman lain dari sistem kerja paksa yang dilakukan oleh tentara Jepang. Tak kurang dari 106. ribu nyawa melayang dalam kerja paksa yang mulai diberlakukan sejak kependudukan Jepang di Myanmar pada tahun 1942. Korban yang tewas akibat kerja paksa inipun tak hanya warga asli Myanmar saja, namun juga tahanan perang dari Amerika, Inggris, Belanda dan Australia yang merupakan bagian dari pasukan sekutu. 

Semua pekerja paksa Romusha ini, harus menjalani hari-hari yang sangat berat untukmembangun sebuah jalur kereta sepanjang tak kurang dari 420 km, diantarara kondisi medan yang berat, kekurangan makan dan juga siksaan dari tentara Jepang. Jalur kereta Death Railway, sendiri digunakan sebagai jalur transportasi Jepang yang berperang melawan pasukan Inggris dan sekutunya. Jalur kereta maut ini sekaligus menjadi saksi bisu dari kejamnya situasi perang dunia ke 2, hingga akhirnya berakhir pada tahun 1945. Saat ini sendiri Deat Railway telah dijadikan obyek wisata sejarah yang cukup opuler di kalangan wisatawan lokal, terlebih sejak dirilisnya sebuah film berjudul 'The Bridge Over the River Kwai' pada tahun 1957 yang mengisahkan perjuangan para tahanan perang yang berusaha kabur dari kamp tahanan kerja paksa, Jepang.

The White Sea - Kanal Laut Baltik
 
Pembangunan Proyek Dengan Korban Jiwa Terbanyak

Meski hanya dibangun dalam waktu yang terbilang singkat yaitu 2 tahun sejak tahun 1931 hingga 1933, The White Sea atau lebih di kenal dengan sebutan Kanal Laut Baltik, telah menewaskan setidaknya 100 ribu orang. The White Sea sendiri merupakan sebuah kanal kapal di Rusia yang menghubungkan antara Laut Putih dengan Danau Onega, yang merupakan jalur pintas yang di buat untuk mempersingkat pelayaran menuju Laut Baltik. Kesemua korban yang jatuh dalam pembangunan Kanal ini sendiri merupakan para pekerja paksa yang berasal dari para tahanan Gulag. 

Sementara itu, para ahli sejarah memperkirakan banyaknya jumlah pekerja paksa yang meninggal dalam pembangunan The White Sea sendriri di pengaruhi beberapa faktor diantaranya karena kecelakaan, penyiksaan, mal nutrisi/kekurangan makanan dan karena berbagai penyakit. Hal ini membuat Kanal Laut Baltik menjadi salah satu Kanal yang paling banyak menelan korban dalam sejarah.

Konstuksi Stadion Piala Dunia 2022 Qatar
 
Pembangunan Proyek Dengan Korban Jiwa Terbanyak

Ditunjuknya Qatar sebagai tuan rumah Piala-Dunia 2022 saja sudah merupakan kejutan, karena baik secara sarana, prasarana hingga kwalitas tim sepakbolanya, sebenarnya negara ini jauh dari kata pantas untuk menyelenggarakan event sepakbola terbesar sehjagad tersebut. Hingga banyak yang menduga ada campur tangan uang dalam keputusan FIFA, menunjuk negara ini sebagai tuan rumah piala dunia. Dan benar saja karena mengejar target untuk menyelesaikan berberapa Stadion berstandar dunia dan juga komplek real estate di sana, membuat para kontriktor mengimpor banyak pekerja asing dari India dan Nepal. 

Para pekerja ini diharuskan untuk bekerja nyaris nonstop untuk mengebut pengerjaan konstruksi yang ada. Meski para pekerja ini di janjikan uang lembur yang cukup banyak, namun beban kerja yang berat serta kondisi dilapangan yang memiliki suhu begitu panas akhirnya membuat banyak pekerja migran ini tumbang karena kelelahan dan perlakuan buruk dari pihak konstruktor setempat. Akibatnya hanya dalam dua tahun saja tercacat tak kurang dari 500 pekerja migran asal India tewas dan sekitar 200 - 300 pekerja asal Nepal meninggal akibat serangan jantung. Angka ini sendiri masih terus bertambah karena diperkirakan jumlah korban sesungguhnya dalam megaproyek piala dunia bernilai 123 milyar Pounds atau 2.400 trilyun rupiah ini sebenarnya mencapai angka 1.200 jiwa yang berasal dari pekerja migran asal berbagai negara yang coba mengais sedikit peruntungan di Qatar. Sebuah angka fantastis mengingat proyek ini di kerjakan di era Modern saat ini, dimana perlindungan terhadap para buruh sudah banyak di gaungkan.

source: anehdidunia.com

Post a Comment

Powered by Blogger.