Intip Berita - Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh menghadang mobil Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, saat hendak meninggalkan kantornya, Senin (20/3). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan KAMMI karena Zaini tidak menemui mereka saat berunjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Aceh, pagi kemarin.
Penyebab Kematian Manajer JKT48 di Kamar Mandi
Pantauan Serambi, para demonstran melakukan demo di halaman kantor gubernur di bawah pengawalan Satpol PP, tepatnya seusai pelaksanaan apel pagi. Massa yang berjumlah belasan orang membawa spanduk bertuliskan “Gubernur Aceh Gagal” dan sejumlah karton di antaranya bertuliskan “Gubernur Jangan Ajak Rakyat Cet Langet”.
Dalam aksinya para aktivis ini mendesak Doto Zaini serius memperhatikan nasib Aceh di pengujung masa kepemimpinannya. Ironisnya, di akhir periode pemerintahnya, masyarakat Aceh malah dibuat dilema tanpa kepastian seperti belum cairnya APBA, ditambah lagi dengan persoalan mutasi kontroversial dan permasalahan pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe yang kini belum jelas.
Dalam aksinya para aktivis ini mendesak Doto Zaini serius memperhatikan nasib Aceh di pengujung masa kepemimpinannya. Ironisnya, di akhir periode pemerintahnya, masyarakat Aceh malah dibuat dilema tanpa kepastian seperti belum cairnya APBA, ditambah lagi dengan persoalan mutasi kontroversial dan permasalahan pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe yang kini belum jelas.
“Kami mempertanyakan SKPA yang baru dilantik. Kita juga mempertanyakan pengelolaan KEK Arun Lhokseumwe. Hari ini banyak pengangguran di Aceh. Padahal KEK Arun Lhokseumawe sudah disetujui oleh pemerintah pusat, jika KEK Arun itu bisa beroperasi, minimal bisa menampung 40 ribu pekerja,” teriak seorang orator.
Seharusnya, tandas aktivis KAMMI, KEK Arun bisa menjadi peluang bagi masyarakat Aceh. Karena itu, Pemerintah Aceh harus serius mengurus KEK Arun dan tidak sekadar membuat janji palsu. “Kita sebagai mahasiswa tidak bisa berbuat banyak, kita tidak ada power itu, kita hanya ada suara. Sudah berapa kali mahasiswa menyuarakan ini, tapi tidak ada lanjutan sehingga terjadinya kebingunan rakyat,” teriak orator lain.
Hadang gubernur
Setelah beberapa saat melakukan orasi, perwakilan pemerintah tidak kunjung turun untuk menampung aspirasi mereka. Malah, mereka mendapat kabar Gubernur Zaini akan meninggalkan kantor. Begitupun, mobil dinas gubernur yang sedianya akan diparkirkan di depan teras kantor berbalik arah ke belakang kantor karena terhadang oleh pendemo.
Mendapat kabar Gubernur Zaini ingin pergi, sontak Ketua Pengurus Wilayah (PW) KAMMI Aceh, Tuanku Muhammad, menginstruksikan anggotanya untuk memblokade jalur ke luar kendaraan dinas gubernur bersama rombongan. Mereka membuat barisan sambil membentangkan spanduk di depan gerbang dua, jalur ke luar kendaraan yang masuk kantor gubernur.
Ketika para aktivis ini sudah siap dalam barisannya, ternyata rombongan Gubernur Aceh ke luar lewat pintu gerbang ketiga yang berada di sisi kiri kantor gubernur. Dengan segera para aktivis berlari sekuat tenaga menuju ke arah gerbang ke tiga itu untuk mengahadang rombongan gubernur. Aktivis berhasil sampai di pintu itu lebih dulu, tapi giliran aktivis mendapat hadangan dari petugas penjaga.
Menurut informasi, Gubernur Aceh bersama rombongan akan meninjau pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) pada salah satu SMA di Kabupaten Aceh Besar. Padahal, keinginan pendemo menjumpai Doto Zaini, meski sebentar untuk memberikan bingkisan berupa satu goni daun kering.
Menurut KAMMI, Doto Zaini saat ini sudah seperti daun-daun kering yang sebentar lagi akan jatuh dan masuk ke tanah. Tetapi, kata aktivis KAMMI, bukan berarti mereka mendoakan Doto Zaini segera wafat, tetapi ini menunjukkan pemerintahannya segera berakhir. “Apakah beliau menjadi daun-daun yang bisa bermanfaat atau memang menjadi daun kering yang akan kita bakar segera,” ungkap Tuanku Muhammad sambil mengatakan akan turun dengan massa lebih banyak lagi setelah melihat sikap yang tidak bersahabat dari Doto Zaini.
Gagal melakukan pemblokiran, para pendemo tersebut kembali menggelar orasi di depan teras kantor. Kali ini, massa diterima oleh Karo Humas Setda Aceh, Mulyadi Nurdin. Setelah mendengarkan beberapa penjelasan terkait tuntutan massa, lalu Mulyadi yang mewakili Gubernur Aceh menerima bingkisan satu goni daun kering dari pendemo. (serambinews.com/mas)
Seharusnya, tandas aktivis KAMMI, KEK Arun bisa menjadi peluang bagi masyarakat Aceh. Karena itu, Pemerintah Aceh harus serius mengurus KEK Arun dan tidak sekadar membuat janji palsu. “Kita sebagai mahasiswa tidak bisa berbuat banyak, kita tidak ada power itu, kita hanya ada suara. Sudah berapa kali mahasiswa menyuarakan ini, tapi tidak ada lanjutan sehingga terjadinya kebingunan rakyat,” teriak orator lain.
Hadang gubernur
Setelah beberapa saat melakukan orasi, perwakilan pemerintah tidak kunjung turun untuk menampung aspirasi mereka. Malah, mereka mendapat kabar Gubernur Zaini akan meninggalkan kantor. Begitupun, mobil dinas gubernur yang sedianya akan diparkirkan di depan teras kantor berbalik arah ke belakang kantor karena terhadang oleh pendemo.
Mendapat kabar Gubernur Zaini ingin pergi, sontak Ketua Pengurus Wilayah (PW) KAMMI Aceh, Tuanku Muhammad, menginstruksikan anggotanya untuk memblokade jalur ke luar kendaraan dinas gubernur bersama rombongan. Mereka membuat barisan sambil membentangkan spanduk di depan gerbang dua, jalur ke luar kendaraan yang masuk kantor gubernur.
Ketika para aktivis ini sudah siap dalam barisannya, ternyata rombongan Gubernur Aceh ke luar lewat pintu gerbang ketiga yang berada di sisi kiri kantor gubernur. Dengan segera para aktivis berlari sekuat tenaga menuju ke arah gerbang ke tiga itu untuk mengahadang rombongan gubernur. Aktivis berhasil sampai di pintu itu lebih dulu, tapi giliran aktivis mendapat hadangan dari petugas penjaga.
Menurut informasi, Gubernur Aceh bersama rombongan akan meninjau pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) pada salah satu SMA di Kabupaten Aceh Besar. Padahal, keinginan pendemo menjumpai Doto Zaini, meski sebentar untuk memberikan bingkisan berupa satu goni daun kering.
Menurut KAMMI, Doto Zaini saat ini sudah seperti daun-daun kering yang sebentar lagi akan jatuh dan masuk ke tanah. Tetapi, kata aktivis KAMMI, bukan berarti mereka mendoakan Doto Zaini segera wafat, tetapi ini menunjukkan pemerintahannya segera berakhir. “Apakah beliau menjadi daun-daun yang bisa bermanfaat atau memang menjadi daun kering yang akan kita bakar segera,” ungkap Tuanku Muhammad sambil mengatakan akan turun dengan massa lebih banyak lagi setelah melihat sikap yang tidak bersahabat dari Doto Zaini.
Gagal melakukan pemblokiran, para pendemo tersebut kembali menggelar orasi di depan teras kantor. Kali ini, massa diterima oleh Karo Humas Setda Aceh, Mulyadi Nurdin. Setelah mendengarkan beberapa penjelasan terkait tuntutan massa, lalu Mulyadi yang mewakili Gubernur Aceh menerima bingkisan satu goni daun kering dari pendemo. (serambinews.com/mas)
Post a Comment