By: jpnn.com
Selasa, 15 Agustus 2017
Intip Berita - BOGOR, Rumah Mewah Bos First Travel Seperti Istana Bogor? begitulah sekilas jika dilihat kemewahan gedung milik pasangan suami istri pemilik First Travel yang telah diamankan pihak berwajib, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan telah mengungkap banyak hal. Bahkan, ada dugaan tersangka penipuan itu menggunakan uang para calon jemaah umrah untuk membiayai gaya hidup mereka.
Sebagaimana mengutip jawaPos.com, yang bahwa pihak media ini pernah melakukan wawancara dengan pasutri itu yang hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA) itu. Pada 2008, orang tua Anniesa meninggal dunia.
Mereka pun harus bertahan hidup hingga akhirnya berhasil memformulasikan bisnis travel umrah dengan omzet hampir Rp 1 triliun. Tidak sampai 10 tahun, kehidupan mereka berubah drastis.
Dari berbagai foto yang beredar di Facebook, sudah tidak terlihat lagi kesusahan dari pasangan muda itu. Salah satu bukti kesuksesan mereka membangun bisnis travel adalah berdirinya rumah megah di kawasan Sentul City, Bogor.
JawaPos.com mengunjungi rumahnya pada Selasa (15/8) siang. Saat ini, rumah itu tidak lagi berpenghuni. Sebab, dari dua pintu masuk rumahnya sudah dipasangi garis polisi. Rumah megah bergaya Eropa itu kosong, banyak daun-daun kering yang tidak disapu.
Lampu-lampu rumah juga masih menyala meski siang itu cahaya matahari sedang bersinar kuat. Di tengah-tengah rumah itu, berkibar bendera merah putih yang belum terlihat kotor. Tampak kontras dengan debu di teras maupun daun yang memenuhi halaman rumah.
Pengamatan JawaPos.com, rumah milik pasutri bos First Travel itu paling mencolok dan mewah dibandingkan tetangganya. Luas rumah tersebut, merupakan gabungan dari tiga atau empat rumah.
Rumah mereka makin terlihat megah dibanding tetangga karena memiliki tembok tebal dengan tinggi lebih dari 1,5 meter. Pintu garasinya terbuat dari besi yang lebih tinggi dari temboknya.
Supaya tidak terlihat apa yang ada di dalamnya, dari pagar besi itu dipasangi polycarbonate berwarna gelap. Meski demikian, gagahnya rumah itu terlihat dari luar dengan jelas.
Sebab, di pintu masuk utama ada enam tiang besar dan menjulang tinggi. Sementara untuk bagian rumah lainnnya, masing-masing di sisi kiri kanannya ditopang oleh tiang serupa.
Rumah berwarna putih dengan dua lantai itu juga dipenuhi oleh jendela-jendela berukuran besar. Ada empat balkon yang masing-masing ada aksesori tanaman.
Di bagian atap rumah, ada sebuah kubah yang diletakkan di tengah. Tepat di bagian pintu masuk utama yang ditopang enam tiang besar tadi.
Rumah tersebut makin enak dilihat karena memiliki taman yang bagus. Sedikitnya ada sepuluh pohon cemara berukuran tinggi yang menjadi pemanis jika dilihat dari luar rumah.
Namun sayang, rumah megah itu kini tidak lagi berpenghuni dan dikunci dengan dua gembok besar. Belum diketahui bagaimana nasib rumah mewah itu nantinya. Apakah harus dijual untuk menutupi uang jamaah yang diperkirakan mencapai Rp 550 miliar untuk 35 ribu pelanggan.
Yang jelas, saat ini polisi masih terus mengusut ke mana uang itu lari. “Aset-aset tidak bergerak sudah mulai di-police line, dan aset bergeraknya sudah ditarik ke Bareskrim Polri,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
Polri sudah menyita enam kendaraan. Setyo memastikan penyidik akan tahu muara aliran uang calon jemaah First Travel yang diselewengkan.
Yang mengejutkan, dari seharusnya ada Rp 550 miliar dana yang ngendon, uangnya tinggal sedikit. Bahkan, dari salah satu rekening atas nama PT First Anugerah Karya Wasista tinggal Rp 1,3 juta saja.
“Kalaupun dia nanti bisa membuktikan semua itu beli dari uang sendiri, nanti saya sebutkan,” imbuhnya.(dim/JPC)
Sebagaimana mengutip jawaPos.com, yang bahwa pihak media ini pernah melakukan wawancara dengan pasutri itu yang hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA) itu. Pada 2008, orang tua Anniesa meninggal dunia.
Mereka pun harus bertahan hidup hingga akhirnya berhasil memformulasikan bisnis travel umrah dengan omzet hampir Rp 1 triliun. Tidak sampai 10 tahun, kehidupan mereka berubah drastis.
Dari berbagai foto yang beredar di Facebook, sudah tidak terlihat lagi kesusahan dari pasangan muda itu. Salah satu bukti kesuksesan mereka membangun bisnis travel adalah berdirinya rumah megah di kawasan Sentul City, Bogor.
JawaPos.com mengunjungi rumahnya pada Selasa (15/8) siang. Saat ini, rumah itu tidak lagi berpenghuni. Sebab, dari dua pintu masuk rumahnya sudah dipasangi garis polisi. Rumah megah bergaya Eropa itu kosong, banyak daun-daun kering yang tidak disapu.
Lampu-lampu rumah juga masih menyala meski siang itu cahaya matahari sedang bersinar kuat. Di tengah-tengah rumah itu, berkibar bendera merah putih yang belum terlihat kotor. Tampak kontras dengan debu di teras maupun daun yang memenuhi halaman rumah.
Pengamatan JawaPos.com, rumah milik pasutri bos First Travel itu paling mencolok dan mewah dibandingkan tetangganya. Luas rumah tersebut, merupakan gabungan dari tiga atau empat rumah.
Rumah mereka makin terlihat megah dibanding tetangga karena memiliki tembok tebal dengan tinggi lebih dari 1,5 meter. Pintu garasinya terbuat dari besi yang lebih tinggi dari temboknya.
Supaya tidak terlihat apa yang ada di dalamnya, dari pagar besi itu dipasangi polycarbonate berwarna gelap. Meski demikian, gagahnya rumah itu terlihat dari luar dengan jelas.
Sebab, di pintu masuk utama ada enam tiang besar dan menjulang tinggi. Sementara untuk bagian rumah lainnnya, masing-masing di sisi kiri kanannya ditopang oleh tiang serupa.
Rumah berwarna putih dengan dua lantai itu juga dipenuhi oleh jendela-jendela berukuran besar. Ada empat balkon yang masing-masing ada aksesori tanaman.
Di bagian atap rumah, ada sebuah kubah yang diletakkan di tengah. Tepat di bagian pintu masuk utama yang ditopang enam tiang besar tadi.
Rumah tersebut makin enak dilihat karena memiliki taman yang bagus. Sedikitnya ada sepuluh pohon cemara berukuran tinggi yang menjadi pemanis jika dilihat dari luar rumah.
Namun sayang, rumah megah itu kini tidak lagi berpenghuni dan dikunci dengan dua gembok besar. Belum diketahui bagaimana nasib rumah mewah itu nantinya. Apakah harus dijual untuk menutupi uang jamaah yang diperkirakan mencapai Rp 550 miliar untuk 35 ribu pelanggan.
Yang jelas, saat ini polisi masih terus mengusut ke mana uang itu lari. “Aset-aset tidak bergerak sudah mulai di-police line, dan aset bergeraknya sudah ditarik ke Bareskrim Polri,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
Polri sudah menyita enam kendaraan. Setyo memastikan penyidik akan tahu muara aliran uang calon jemaah First Travel yang diselewengkan.
Yang mengejutkan, dari seharusnya ada Rp 550 miliar dana yang ngendon, uangnya tinggal sedikit. Bahkan, dari salah satu rekening atas nama PT First Anugerah Karya Wasista tinggal Rp 1,3 juta saja.
“Kalaupun dia nanti bisa membuktikan semua itu beli dari uang sendiri, nanti saya sebutkan,” imbuhnya.(dim/JPC)
Post a Comment