NEWSACEHTODAY, BAGHDAD, - Brigade Hizbullah Irak mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan tanah airnya dalam menghadapi pasukan Amerika.
Kantor berita Al Sumaria pada Minggu (20/03) dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Brigade Hizbullah Irak, melaporkan bahwa ISIS adalah kepanjangan tangan AS di Timur tangah – mereka sedang merasakan nafas terakhirnya di Irak – Oleh karena itu Amerika Serikat mengirim pasukannya ke medan tempur untuk menyelamatkan sisa-sisa terakhir dari kelompok teror tersebut. Sementara kelompok itu telah mengalami kematian klinis.
TV Sumaria News mengutip pernyataan Hizbullah Irak, menambahkan Amerika sedang berusaha ikut campur lebih jauh dalam urusan internal Irak. Intervensi ini dilakukan melalui misi diplomat AS dalam mendukung satu sisi terhadap lainnya, serta mengambil bagian dalam komando operasi gabungan.
Brigade Hizbullah mengingatkan bahwa dulu kami telah mengalahkan tentara dan peralatan militer AS, dan hari ini kami memiliki peralatan militer 10 kali lebih canggih dari sebelumnya, kami akan menghadapi mereka.
Dalam pernyataan itu juga menekankan bahwa sebagian kendaraan militer mereka hancur karena terkena ranjau kami, dan hingga sekarang sebagian kendaraan itu masih terlihat di pinggir-pingir jalan di Irak, serta pasukan mereka hingga kini masih dirawat karena cedera berat dan cacat.
Hizbullah Irak juga mengingatkan bahwa pasukan “bodoh” Amerika harus mengetahui bahwa seberapa pun kemajuan dan kecanggihan peralatan militer mereka, akan menambah beban dan membakar mereka sendiri.
Amerika Serikat pada Minggu (20/03) mengumumkan akan mengirim marinir mereka ke Irak, dan mengklaim bahwa tugas pasukan ini untuk melindungi pasukan koalisi anti-ISIS. Selain itu, kelompok marinir lain akan dikirim untuk mendukung dari kekuatan-kekuatan yang akan dikerahkan di Irak.
Steve Warren, juru bicara koalisi pimpinan AS pada Desember 2015 telah memberitahukan kehadiran pasukan khusus Amerika di Irak untuk melakukan tugas khusus, dan mengklaim telah berkoordinasi dengan pemerintah Baghdad.
Amerika mengklaim pembentukan pasukan koalisi untuk memerangi teroris ISIS, sementara kelompok teroris ISIS merupakan kelompok yang diciptakan oleh CIA dan mossad, serta menganut ideologi ekstrim wahabi. Pemimpin teroris ISIS sendiri Abu Bakr Al Baghdadi di zaman invansi AS atas Irak menjadi tahanan mereka di penjara Bucca. Dengan membuat kelompok ini, sejumlah besar ekstrimis dari berbagai negara, bahkan Amerika dan negara-negara Eropa, dalam keheningan para pejabat negara-negara itu, dan bekerjasama dengan badan intelijen Barat dan sekutu mereka di Timur Tengah dengan mudah dapat bergabung dengan kelompok teror ini. Namun, kembali para teroris ini ke negara-negara asal, telah menjadi PR besar negara-negara Barat dan Eropa.
Kantor berita Al Sumaria pada Minggu (20/03) dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Brigade Hizbullah Irak, melaporkan bahwa ISIS adalah kepanjangan tangan AS di Timur tangah – mereka sedang merasakan nafas terakhirnya di Irak – Oleh karena itu Amerika Serikat mengirim pasukannya ke medan tempur untuk menyelamatkan sisa-sisa terakhir dari kelompok teror tersebut. Sementara kelompok itu telah mengalami kematian klinis.
TV Sumaria News mengutip pernyataan Hizbullah Irak, menambahkan Amerika sedang berusaha ikut campur lebih jauh dalam urusan internal Irak. Intervensi ini dilakukan melalui misi diplomat AS dalam mendukung satu sisi terhadap lainnya, serta mengambil bagian dalam komando operasi gabungan.
Brigade Hizbullah mengingatkan bahwa dulu kami telah mengalahkan tentara dan peralatan militer AS, dan hari ini kami memiliki peralatan militer 10 kali lebih canggih dari sebelumnya, kami akan menghadapi mereka.
Dalam pernyataan itu juga menekankan bahwa sebagian kendaraan militer mereka hancur karena terkena ranjau kami, dan hingga sekarang sebagian kendaraan itu masih terlihat di pinggir-pingir jalan di Irak, serta pasukan mereka hingga kini masih dirawat karena cedera berat dan cacat.
Hizbullah Irak juga mengingatkan bahwa pasukan “bodoh” Amerika harus mengetahui bahwa seberapa pun kemajuan dan kecanggihan peralatan militer mereka, akan menambah beban dan membakar mereka sendiri.
Amerika Serikat pada Minggu (20/03) mengumumkan akan mengirim marinir mereka ke Irak, dan mengklaim bahwa tugas pasukan ini untuk melindungi pasukan koalisi anti-ISIS. Selain itu, kelompok marinir lain akan dikirim untuk mendukung dari kekuatan-kekuatan yang akan dikerahkan di Irak.
Steve Warren, juru bicara koalisi pimpinan AS pada Desember 2015 telah memberitahukan kehadiran pasukan khusus Amerika di Irak untuk melakukan tugas khusus, dan mengklaim telah berkoordinasi dengan pemerintah Baghdad.
Amerika mengklaim pembentukan pasukan koalisi untuk memerangi teroris ISIS, sementara kelompok teroris ISIS merupakan kelompok yang diciptakan oleh CIA dan mossad, serta menganut ideologi ekstrim wahabi. Pemimpin teroris ISIS sendiri Abu Bakr Al Baghdadi di zaman invansi AS atas Irak menjadi tahanan mereka di penjara Bucca. Dengan membuat kelompok ini, sejumlah besar ekstrimis dari berbagai negara, bahkan Amerika dan negara-negara Eropa, dalam keheningan para pejabat negara-negara itu, dan bekerjasama dengan badan intelijen Barat dan sekutu mereka di Timur Tengah dengan mudah dapat bergabung dengan kelompok teror ini. Namun, kembali para teroris ini ke negara-negara asal, telah menjadi PR besar negara-negara Barat dan Eropa.
[ARN]
Post a Comment