NEWSACEHTODAY, KEDIRI-- Pria tua ini bernama lengkap Sony Sandra alias Koko (60), kejahatannya terkuak setelah lama tenggelam karena diduga kasusnya dipetieskan aparat, kasus pemerkosaan yang dilakukan Koko terhadap para gadis abg ini diperkirakan mencapai 58 orang. Dari pengakuan tersangka bahwa ia pernah beberapa kali berhubungan intim bersama dua gadis bahkan lebih.
Masyarakat umum telah mengetahui kejadian ini setelah Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan “Brantas” melaporkan kejadian ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Senin (16/4/2016).
Menurut tim investigasi “Brantas” yang melakukan wawancara terhadap salah seorang korban berinisial AK yang kini telah menginjak kelas II SMP. Pada saat menjadi korban kebiadaban Sony Sandra, AK masih duduk di kelas VI SDN Jagalan, Kediri.
Dari wawancara dengan AK, selanjutnya tim investigasi melakukan wawancara terhadap korban-korban lainnya dan orang tua korban atas tindakan pencabulan atau pemerkosaan yang dilakukan oleh Sony Sandra.
Tim investigasi Brantas mengidentifikasi sebanyak 17 korban pemerkosaan oleh Sony Sandra yang telah mengaku “dikerjai” oleh pelaku. Diduga, ada 58 anak yang menjadi kebiadaban Koko.
Masyarakat umum telah mengetahui kejadian ini setelah Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan “Brantas” melaporkan kejadian ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Senin (16/4/2016).
Menurut tim investigasi “Brantas” yang melakukan wawancara terhadap salah seorang korban berinisial AK yang kini telah menginjak kelas II SMP. Pada saat menjadi korban kebiadaban Sony Sandra, AK masih duduk di kelas VI SDN Jagalan, Kediri.
Dari wawancara dengan AK, selanjutnya tim investigasi melakukan wawancara terhadap korban-korban lainnya dan orang tua korban atas tindakan pencabulan atau pemerkosaan yang dilakukan oleh Sony Sandra.
Tim investigasi Brantas mengidentifikasi sebanyak 17 korban pemerkosaan oleh Sony Sandra yang telah mengaku “dikerjai” oleh pelaku. Diduga, ada 58 anak yang menjadi kebiadaban Koko.
Dari cerita korban AK, tim investigasi memperoleh cerita kronologis, bahwa awal mula perkenalan AK dengan pelaku, korban dikenalkan oleh “mami”. Mami yang dimaksud adalah korban Koko lainnya, yang sudah dicabuli untuk dipesankan oleh Koko agar mengajak teman-temannya yang lain yang masih perawan.
Sehingga dari sekian banyak korban pencabulan sistem perkenalan seperti multy level marketing (MLM). Pelaku mencabuli para korban sendirian atau sekaligus bertiga dengan korban-korban yang lain.
Para korban dijemput di tempat kos atau di rumah temannya oleh pelaku dengan menggunakan mobil yang berbeda. Korban AK mengaku diberi pil warna putih, kemudian digiring ke hotel lalu kemudian diperkosa oleh Koko.
Korban AK mengaku setelah menenggak pil pemberian pelaku, mengalami pusing, mau muntah, badan lemas, wajah merah, tangan dan kaki kram. Pencabulan terhadap korban AK dan teman-temannya dilakukan secara bergilir oleh pelaku. Korban AK kemudian dipulangkan oleh pelaku ke rumah temannya yang lain, lalu dibayar 400 ribu rupiah.
AK mengaku, ia dan teman-temannya dicabuli beberapa kali di hari yang berbeda. Pengakuan salah seorang korban lainnya berinisial CAL, dia dicabuli 2 kali dan pernah pingsan akibat efek pil yang dia minum karena dipaksa oleh pelaku. Pengakuan korban berinisial A dicabuli 4 kali, lalu diberi uang 700 ribu oleh Sony Sandra.
Pembina Yayasan Kekuatan Cinta, Betania Eden atau kerap disapa Ibet yang melakukan pendampingan kepada korban AK membeberkan, pelaku bahkan kerap mengajak para anak yang menjadi korbannya untuk menonton film porno di kamar hotel.
Kasus ini kemudian terungkap setelah korban AK hilang selama 5 hari, saat jelang Tryout UN SD pada Maret 2015. Ibu AK, bernama Sri Supakarti yang panik lalu melaporkan kehilangan AK ke Babinkamtibmas Kelurahan Jagalan Kediri.
Hingga akhirnya, AK ditemukan di Simpang Lima Gumul, dengan keadaan linglung seperti hilang ingatan. AK lalu mengaku dirinya disetubuhi oleh Koko.
Sementara orang tua AK diberi Rp60 juta. Mengingat pelaku merupakan bos besar dan tokoh yang berpengaruh di Kediri dan Jawa Timur, ada tekanan dari penyidik Polresta meminta para pelapor untuk mencabut laporannya.
Padahal, Koko sangat biadab dalam melakukan aksinya, dimana setiap korban yang dicabuli diberi obat yang memiliki efek pusing, lemas, mual, gemetar dan bahkan korban yang pingsan dan pelaku juga minum obat tersebut.
Para korban dijemput di tempat kos atau di rumah temannya oleh pelaku dengan menggunakan mobil yang berbeda. Korban AK mengaku diberi pil warna putih, kemudian digiring ke hotel lalu kemudian diperkosa oleh Koko.
Korban AK mengaku setelah menenggak pil pemberian pelaku, mengalami pusing, mau muntah, badan lemas, wajah merah, tangan dan kaki kram. Pencabulan terhadap korban AK dan teman-temannya dilakukan secara bergilir oleh pelaku. Korban AK kemudian dipulangkan oleh pelaku ke rumah temannya yang lain, lalu dibayar 400 ribu rupiah.
AK mengaku, ia dan teman-temannya dicabuli beberapa kali di hari yang berbeda. Pengakuan salah seorang korban lainnya berinisial CAL, dia dicabuli 2 kali dan pernah pingsan akibat efek pil yang dia minum karena dipaksa oleh pelaku. Pengakuan korban berinisial A dicabuli 4 kali, lalu diberi uang 700 ribu oleh Sony Sandra.
Pembina Yayasan Kekuatan Cinta, Betania Eden atau kerap disapa Ibet yang melakukan pendampingan kepada korban AK membeberkan, pelaku bahkan kerap mengajak para anak yang menjadi korbannya untuk menonton film porno di kamar hotel.
Kasus ini kemudian terungkap setelah korban AK hilang selama 5 hari, saat jelang Tryout UN SD pada Maret 2015. Ibu AK, bernama Sri Supakarti yang panik lalu melaporkan kehilangan AK ke Babinkamtibmas Kelurahan Jagalan Kediri.
Hingga akhirnya, AK ditemukan di Simpang Lima Gumul, dengan keadaan linglung seperti hilang ingatan. AK lalu mengaku dirinya disetubuhi oleh Koko.
Sementara orang tua AK diberi Rp60 juta. Mengingat pelaku merupakan bos besar dan tokoh yang berpengaruh di Kediri dan Jawa Timur, ada tekanan dari penyidik Polresta meminta para pelapor untuk mencabut laporannya.
Padahal, Koko sangat biadab dalam melakukan aksinya, dimana setiap korban yang dicabuli diberi obat yang memiliki efek pusing, lemas, mual, gemetar dan bahkan korban yang pingsan dan pelaku juga minum obat tersebut.
Koko juga selalu mencabuli 2 atau 3 korban anak dibawah umur dalam satu kamar secara bergantian, dan dilakukan dua tahap dengan diselingi menontont film porno. Pelaku Koko juga berusaha menghilangkan jejak, alat bukti dan menakut-nakuti para korban dan orang tua korban untuk tidak berbicara dengan wartawan atau pihak-pihak lain.
Tragisnya, Koko menguasai para korbannya termasuk keluarga korban dan memberikan uang kompensasi agar mau berdamai mengingat status sosial para korban Koko yang miskin dan dibawah intimidasi dirinya.
[source:pojoksatu]
[source:pojoksatu]
Post a Comment