![]() |
foto.tribunnews |
Keenam paslon gubernur/wakil gubernur Aceh adalah Tarmizi A Karim-T Machsalmina Ali, Zakaria Saman-T Alaidinsyah, Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab, Zaini Abdullah-Nasaruddin, Muzakir Manaf-TA Khalid, dan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah.
Deklarasi itu ditandai dengan penandatangan petisi dan pelepasan burung merpati putih secara serentak bersama para petinggi Aceh sebagai simbol damai.
Amatan Serambi, keenam paslon kandidat duduk pada dua meja bundar berbeda. Meja pertama yang berada disisi kiri aula diisi oleh Irwandi Yusuf, Nova Iriansyah, Muzakir Manaf, TA Khalid, Abdullah Puteh, dan Sayed Mustafa Usab. Sementara meja kedua yang berada di sisi kanan ditempati Nasaruddin, Zaini Abdullah, Zakaria Saman, T Alaidinsyah, Tarmizi A Karim, dan T Machsalmina Ali.
Meski duduk semeja, namun keenam paslon ini tampak jauh dari keakraban antara satu dengan yang lainnya, termasuk dengan pasangan sendiri. Mereka asyik dengan handphone masing-masing dan hampir tak ada komunikasi yang terjalin. Mereka hanya mengalihkan pandangannya ketika ada orang lain menyapa atau bersalaman dengannya.
Intip lainnya:
“Pada tanggal 28 Oktober lalu, para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh telah berjanji kepada seluruh masyarakat Aceh di depan sidang paripurna DPRA. Janji tersebut disampaikan bertepatan dengan janji pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober dan hari ini seluruh pasangan calon bertepatan dengan momentum hari pahlawan (10 November) akan menandatangni deklarasi pilkada damai di Aceh,” katanya.
Siapa pun yang terpilih nanti, katanya, harus didukung oleh masyarakat Aceh. Sebab, pada hakikatnya Allah Swt telah menentukan siapa yang akan menjadi gubernur/wakil gubernur Aceh periode 2017-2022. “Allah telah mencatat di Lauhul Mahfuz. Hari ini hanya sebuah kompetisi, kita berusaha memberikan kewenangan kepada rakyat Aceh untuk menentukan pilihannya untuk mewujudkan janji Allah,” ujar dia.
Sementara itu, Plt Gubernur Aceh, Soedarmo dalam sambutannya secara tegas meminta masing-masing paslon gubernur/wakil gubernur Aceh dan tim suksesnya untuk menciptakan pilkada damai. Begitupun, dia juga meminta kepada penyelenggara pilkada agar netral supaya masing-masing paslon bisa berkompetisi secara sportif dalam menyampaikan program-programnya pada saat kampanye.
“Kami berharap pilkada serentak pada 15 Februari 2017 menjadi kesempatan bagi seluruh warga Aceh untuk memilih pemimpinnya. Saya meminta seluruh pasangan calon harus mampu menciptakan situasi aman dan damai tanpa ada intimidasi. Mari kita terus wujudkan politik yang toleran, nyaman, dan mendidik,” kata Soedarmo.
Kepada para kandidat yang telah berjanji, ia harapkan agar dapat diimplementasikan dalam program lima tahun ke depan jika terpilih. “Karena itu, saya minta kepada Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota, termasuk pers, untuk bisa melakukan pengawasan terhadap kecurangan yang dilakukan timses dari paslon masing-masing di lapangan. Silakan lapor ke panwaslih jika terjadi kecurangan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Rio S Djambak juga menyampaikan bahwa secara umum kondisi keamanan Aceh masih aman dan terkendali. Meski demikian, ia mengaku gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terus meningkat di beberapa wilayah di Aceh seperti pengancaman, intimidasi, perusakan, dan pembakaran spanduk paslon.
“Berbagai gangguan tersebut memerlukan perhatian atensi dari kita semua. Untuk itu, kepolisian daerah Aceh bersinergi dengan Kodam Iskandar Muda dan stakeholder terkait harus konsisten mengawal dan mengamankan seluruh rangkaian dan tahapan pilkada 2017. Sebab, seluruh dinamika yang terjadi sangat memengaruhi perkembangan situasi kamtibmas,” demikian Rio. (aceh.tribunnews)
Post a Comment