Jakarta -- Gara-gara cuitannya di Twitter yang mempersoalkan 5 gambar pahlawan di uang rupiah baru yang disebutnya sebagai kafir, Dwi Estiningsih dilaporkan ke polisi. Namun Dwi merasa sama sekali tidak bersalah. Berikut penjelasannya:
Kasus ini berawal saat Dwi, lewat akun Twitter-nya @estiningsihdwi, meretweet sebuah artikel berjudul 'Tiada Pahlawan Imam Bonjol di Dompet Kami Lagi' pada Senin (19/12) lalu. Gambar Imam Bonjol di uang Rp 5.000 di uang rupiah baru saat ini memang digantikan oleh sosok guru besar Nahdlatul Ulama (NU) Dr KH Idham Chalid.
Dwi pun mengkritisi Bank Indonesia (BI) dan pemerintah yang baru saja menerbitkan uang rupiah desain baru. Dia mengkritik 12 pahlawan yang gambarnya terpampang di uang rupiah baru. Dia menilai komposisi pahlawan di uang baru itu dari sisi agama tidak ideal, karena tidak mengakomodir Islam sebagai mayoritas.
Baca juga: Kritik 'Pahlawan Kafir' di Rupiah Baru, Dwi Estiningsih Dilaporkan ke Polisi
"Luar biasa negeri yang mayoritas Islam ini. Dari ratusan pahlawan terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir," tulis Dwi. Cuitan Dwi itu pun ramai direspons netizen dengan nada kritikan.
Ada salah satu netizen yang mengingatkan Dwi bahwa pahlawan yang berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan hanya dari kalangan umat Islam. Dwi pun merespons kembali.
"Iya sebagian kecil dari nonmuslim berjuang, mayoritas pengkhianat. Untung sy belajar #sejarah," tulisnya.
Dwi juga mencuitkan protes soal foto pahlawan nasional Cut Meutia di uang baru pecahan Rp 1.000 kertas yang tidak memakai jilbab. "Cut Meutia, ahli agama & ahli strategi. Bukan ahli agama bila tak menutup aurat #lelah," tulisnya.
Ahmad Zaenal Efendi yang mengaku sebagai anak pejuang merasa terhina dengan pernyataan Dwi tersebut. Dalam laporan bernomor LP/6252/XII/2016/PMJ/Dit.Reskrimsus, Dwi dilaporkan atas tuduhan Pasal 28 ayat (2) UU RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Bismillahirrahmanirrahiim.
Berawal dari heboh di media sosial tentang uang baru, sudah banyak ulasan dari A-Z dari para pakar dan pegiat sosmed. Apa yang saya sampaikan dalam tweet saya hanyalah hal yang sederhana dan mudah dicerna. Insya Allah.
Berikut ini riwayat tweet, supaya netizen memahami dari sumber pertama, tidak dipotong-potong.
Bermula dari tweet #1: "Tiada Tuanku Imam Bonjol di Dompet Kami Lagi"
Tak ada tendensi melecehkan siapapun. Mereka saya hormati sebagai pahlawan. Tidak ada ujaran menghina pahlawan, kalimat itu tidak ada yg salah karena yg dikatakan penghianat adalah orang kafir yang berkhianat, BUKAN pahlawan kafir.
Tweet #5, saya kembali menegaskan bahwa saya mengikuti ujaran kitab suci pedoman panduan hidup saya. Istilah kafir diambil dari Al Quran yaitu tidak beriman kepada Alloh SWT dan Rasulullah SAW, dimaksudkan pada orang-orang non muslim.
Demikian.
sumber: (detik.com)
Post a Comment