Fosil Kaum Sodomi yang di beri azab pada Zaman Nabi Luth, foto kadabrakukar7 |
Newsacehtoday.ml - Jumlah pengikut umat Nabi Luth Alaihissalam kian bertambah. pelaku sekaligus penyuka sodomi di Kabupaten Pekalongan sudah dalam level mengkhawatirkan. Pasalnya, sudah ada 4.046 lelaki penyuka sesama jenis di daerah berjuluk Kota Santri itu.
Data itu masih merujuk pada estimasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2012. Menurut Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Pekalongan Muhammad Iqbal Masruri, jumlah itu diyakini meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk.
"Di Kabupaten Pekalongan, berdasarkan estimasi dari Kemenkes 2012, jumlah pria gay atau penyuka sodomi diperkirakan mencapai 4.046 jiwa. Jumlah tersebut kemungkinan berkembang pesat,” ujarnya seperti diberitakan radartegal.com.
Iqbal mengakui bahwa sejauh ini belum ada data terbaru. “Tapi apabila Kemenkes menerbitkan data yang terbaru, pasti langsung dipublikasikan," kata dia.
Lebih lanjut Iqbal mengatakan, kaum homo atau gay biasanya timbul karena faktor lingkungan yang memengaruhi orientasi se*ks seorang lelaki. Namun, ada juga sebab lain seperti masalah psikologis.
"Faktor lain bisa diakibatkan karena trauma psikologis, seperti dikhianati atau disakiti pasangannya, yang pada akhirnya membuat orang tersebut menemukan kenyamanan dengan sesama jenis," ujar Iqbal.
Menurutnya, kelainan psikologis bisa menular. Seseorang yang dalam kondisi psikologis tidak stabil bisa tertular.
“Tapi butuh proses atau jalan yang panjang. Sehingga kita perlu memahami diri kita sebagaimana manusia yang diciptakan Tuhan dengan dua jenis, yakni laki-laki dan perempuan," imbuhnya menjelaskan.
Menurutnya, secara penelitian tidak ada yang menyebutkan sifat gay atau homo timbul sejak lahir. Lelaki sejak lahir sudah jelas memiliki sifat dan biologis sebagai laki-laki, begitu pula dengan perempuan.
"Mereka berada di antara kita. Sama dengan pria-pria lain, cuma mereka punya ketertarikan dengan sesama. Artinya, mata mereka lebih tertari melihat pria daripada wanita," jelasnya.
Meski demikian, lanjut dia, perilaku penyuka sesama jenis itu bisa menjadi bumerang. Pasalnya, bahaya virus HIV/AIDS membayangi hidup mereka. Sebab kebiasaan berhubungan dengan sesama ini merupakan perilaku berisiko menularkan HIV yang hingga kini belum ada obatnya.
Ia mengungkapkan, 4 persen dari total 187 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan yang berhasil ditemukan berasal dari kaum gay atau pria dengan kebiasaan se*ks sesama jenis. Dari prediksi KPA Provinsi Jawa Tengah, di Pekalongan ada 1204 orang penderita HIV/AIDS yang belum terungkap.
"Kasus AIDS ini seperti fenomena gunung es. Kini yang ditemukan baru permukaan kecilnya saja, sedangkan yang belum terdeteksi masih banyak lagi," terangnya.
Data itu masih merujuk pada estimasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2012. Menurut Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Pekalongan Muhammad Iqbal Masruri, jumlah itu diyakini meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk.
"Di Kabupaten Pekalongan, berdasarkan estimasi dari Kemenkes 2012, jumlah pria gay atau penyuka sodomi diperkirakan mencapai 4.046 jiwa. Jumlah tersebut kemungkinan berkembang pesat,” ujarnya seperti diberitakan radartegal.com.
Iqbal mengakui bahwa sejauh ini belum ada data terbaru. “Tapi apabila Kemenkes menerbitkan data yang terbaru, pasti langsung dipublikasikan," kata dia.
Lebih lanjut Iqbal mengatakan, kaum homo atau gay biasanya timbul karena faktor lingkungan yang memengaruhi orientasi se*ks seorang lelaki. Namun, ada juga sebab lain seperti masalah psikologis.
"Faktor lain bisa diakibatkan karena trauma psikologis, seperti dikhianati atau disakiti pasangannya, yang pada akhirnya membuat orang tersebut menemukan kenyamanan dengan sesama jenis," ujar Iqbal.
Menurutnya, kelainan psikologis bisa menular. Seseorang yang dalam kondisi psikologis tidak stabil bisa tertular.
“Tapi butuh proses atau jalan yang panjang. Sehingga kita perlu memahami diri kita sebagaimana manusia yang diciptakan Tuhan dengan dua jenis, yakni laki-laki dan perempuan," imbuhnya menjelaskan.
Menurutnya, secara penelitian tidak ada yang menyebutkan sifat gay atau homo timbul sejak lahir. Lelaki sejak lahir sudah jelas memiliki sifat dan biologis sebagai laki-laki, begitu pula dengan perempuan.
"Mereka berada di antara kita. Sama dengan pria-pria lain, cuma mereka punya ketertarikan dengan sesama. Artinya, mata mereka lebih tertari melihat pria daripada wanita," jelasnya.
Meski demikian, lanjut dia, perilaku penyuka sesama jenis itu bisa menjadi bumerang. Pasalnya, bahaya virus HIV/AIDS membayangi hidup mereka. Sebab kebiasaan berhubungan dengan sesama ini merupakan perilaku berisiko menularkan HIV yang hingga kini belum ada obatnya.
Ia mengungkapkan, 4 persen dari total 187 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan yang berhasil ditemukan berasal dari kaum gay atau pria dengan kebiasaan se*ks sesama jenis. Dari prediksi KPA Provinsi Jawa Tengah, di Pekalongan ada 1204 orang penderita HIV/AIDS yang belum terungkap.
"Kasus AIDS ini seperti fenomena gunung es. Kini yang ditemukan baru permukaan kecilnya saja, sedangkan yang belum terdeteksi masih banyak lagi," terangnya.
sumber: (yan/jpg/jpnn)
Post a Comment