Halloween party ideas 2015

Kronologis pembunuhan SPG, Rekonstruksi saja sungguh mengerikan
Dua pembunuh SPG, Yayuk. Foto: JPG/jpnn


Newsacehtoday.ml - Tersangka Eyglesias Satriadil Sulwiedyardo alias Aldo dan Clint Dongan Hutabarat alias Clinton benar-benar pemuda brutal dan kejam.

Kengerian itu tergambar dalam rekonstruksi pembunuhan terhadap Yayuk.

Pada 36 adegan yang langsung mereka peragakan, kedua pelaku terbukti merencanakan pembunuhan terhadap perempuan 18 tahun tersebut.

Ada lima lokasi yang dijadikan setting dalam rekonstruksi itu.

Yakni, kos-kosan Aldo dan Clinton di Dukuh Menangkal, Warkop Mbah 3, bawah terowongan Dukuh Menanggal, Warkop Oke dekat Rusun Cipta Menanggal, dan bawah jembatan tol Jalan Gunung Sari.

Aldo dan Clinton memperagakan langsung adegan-adegan pembunuhan itu.

Tampak bahwa keduanya sudah merencanakan pembunuhan Yayuk pada 18 Desember pukul 10.40.

Tepat di terowongan Dukuh Menanggal, sambil berjabat tangan keduanya setuju menghabisi Yayuk.

Tujuannya, menguasai harta yang dimiliki korban.

''Sesudah deal akan membunuh korban, Clinton langsung meminta temannya yang bernama Putra mengambil parang. Nantinya senjata tajam itu digunakan untuk mengeksekusi,'' ujar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Bina Gunawan Silitonga.

Setelah itu, keduanya menghubungi Yayuk. Korban diminta datang ke kos-kosan kedua pelaku. Alasannya, ada kejutan yang sudah dipersiapkan Aldo untuknya.

Nah, pada hari yang sama, pukul 21.30, Yayuk datang ke kos dengan mengendarai motor Vario hitam bernopol W 4302 ZM.

Tanpa masuk ke kos, Yayuk langsung diajak kedua pelaku ke tempat makan di daerah Dinoyo.

''Sebenarnya sungai sekitar Dinoyo akan menjadi lokasi eksekusi. Tapi, berhubung banyak orang, rencana awal berubah total,'' terang Shinto.

Nah, setelah menyantap dua nasi goreng, Aldo dan Clinton berpikir untuk mencari lokasi eksekusi.

Terlintaslah areal di bawah jembatan tol Jalan Gunung

Setelah membujuk Yayuk, ketiganya menuju lokasi tersebut dengan menaiki motor milik korban.

Posisinya, Yayuk berada di bagian belakang, Aldo tengah, dan Clinton di depan.

Sampai di lokasi, Aldo dan Yayuk turun lebih dahulu dari motor. Motor itu diparkir dekat dengan pohon pepaya di lahan kosong tepat di samping Kalimas.

Dengan memberikan kode, Clinton meminta Aldo mengajak Yayuk untuk duduk di pinggir sungai.

''Clinton sempat melepas kemeja, lalu memberikannya ke Aldo,'' beber polisi asal Medan itu.

Setelah duduk dengan posisi Yayuk di depan Aldo, kemeja Clinton ditutupkan ke kepala Yayuk.

Korban sempat bertanya alasan dirinya harus ditutupi kemeja. Aldo menjawab dengan manis bahwa akan ada kejutan spesial darinya.

Saat Aldo berucap kata-kata cinta, Clinton menghampiri Yayuk. Dia duduk di samping kiri korban.

Setelah itu, parang yang diselipkan di pinggang dikeluarkan. Tanpa buang waktu, dia langsung menggorok leher Yayuk.

Korban sempat menjerit. Karena takut terdengar oleh pengendara motor yang melintas, Aldo membekap mulut Yayuk. Kemudian Clinton pun menidurkan tubuh SPG gerai pakaian itu.

Clinton lantas mengubah posisi di atas tubuh Yayuk dan menusuk dadanya.

''Dua kali saya tusuk. Dia diam tapi masih bernapas,'' kata Clinton kepada polisi dalam rekonstruksi kemarin.

Setelah korban tidak berdaya, Aldo mengangkat tubuh Yayuk dan membuangnya ke sungai.

Keduanya lalu mengambil ransel milik Yayuk sebelum meninggalkan lokasi dan membuang seluruh barang bukti.

''Di dompet isinya cuma Rp 80 ribu,'' terang Aldo.

Pada hasil rekonstruksi itu, kata Shinto, terlihat sekali bahwa kedua pelaku merencanakan dengan matang pembunuhan terhadap Yayuk.

Bahkan, mereka merencanakan secara detail pembunuhan tersebut.

''Mulai menyiapkan parang hingga menghilangkan barang bukti. Sangat rapi,'' jelas perwira dengan dua melati di pundak itu.

Motif pembunuhan masih sama, yakni kedua pelaku ingin menguasai harta korban.

Karena sadar bahwa Yayuk gajian tiap tanggal 17, Aldo dan Clinton merencanakan pembunuhan itu.

''Sangat Kejam walau usia mereka masih muda. Tidak ada penyesalan sedikit pun sesudah membunuh orang,'' tegas Shinto.

Setelah rekonstruksi, polisi bisa segera mengirimkan berkas kedua tersangka kepada kejaksaan.

Bahkan, Shinto menegaskan bahwa jaksa penuntut umum bisa dengan mudah menyatakan berkas pembunuhan berencana kedua pelaku sempurna.

''Lihat saja dari hasil rekonstruksi ini, bagaimana mereka menjelaskan dengan baik detail demi detailnya. Sudah tidak ada keraguan untuk pembunuhan berencana,'' tuturnya.

Kalau pembunuhan berencana itu terbukti, ancaman hukuman maksimal Clinton dan Aldo adalah eksekusi mati. 

sumber: (rid/c7/dos/jpnn)





Post a Comment

Powered by Blogger.