 |
| ilustrasi |
NEWSACEHTODAY, SAMPIT – Gara-gara terbuai panggilan sayang ayah bunda, murid sekolah dasar (SD) di Parenggean Sampit rela digauli pacarnya sebanyak 9 kali.
Sang pacar merupakan pria beristri, MR alia NO (34). Untuk memuluskan aksinya, pelaku mengaku seorang anggota TNI yang bertugas di Jakarta.
MR dan murid SD berinisial WUL (13) awalnya kenalan pada Oktober 2015 melalui kontak ponsel. Keduanya pun akrab hingga sepakat menggunakan panggilan sayang ayah bunda, layaknya pasangan suami istri.
MR memanggil WUL dengan nama panggilan bunda. Sebaliknya, WUL juga memanggil MR dengan panggilan ayah. MR akhirnya mengajak WUL bertemu pada 6 Januari 2016 di terminal mobil Desa Parenggean Sampit.
Saat itulah, MR berhubungan badan dengan WUL. Menurut MR, awalnya korban menolak lantaran takut, namun dengan rayuan gombalnya korban akhirnya terdiam. Saat itulah, MR membaringkan tubuh WUL dan melakukan hubungan badan layaknya suami istri.
Rupanya, MR ketagihan. Karena itu, MR selalu mengajak korban ketemu. Setiap kali bertemu korban, MR minta dilayani.
“Saya menyetubuhinya sembilan kali. Dia mau dengan saya setelah saya berjanji akan menikahinya, kebetulan saya dengan istri lagi ada masalah,” ujar terdakwa di depan JPU Kejari Sampit, Dewi Khartika.
Saat ditanya oleh jaksa terdakwa sempat mengaku tak mengetahui kalau korban masih di bawah umur.
“Masa enggak tahu, kalau dia pelajar SD kamu tahu kan?,” tanya jaksa, seperti dilansir Radar Sampit, Jumat (18/3/2016).
Mendapat pertanyaan dari jaksa, terdakwa hanya mengangguk. “Berarti kamu tahu itu di bawah umur, tahu aja dia masih SD, ngaku anggota TNI lagi,” tandas jaksa yang lagi-lagi dibalas dengan anggukan.
Pria yang bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit itu terbongkar setelah pada 22 Januari korban mengajak tersangka lari lantaran takut hamil.[pojoksatu]
Sang pacar merupakan pria beristri, MR alia NO (34). Untuk memuluskan aksinya, pelaku mengaku seorang anggota TNI yang bertugas di Jakarta.
MR dan murid SD berinisial WUL (13) awalnya kenalan pada Oktober 2015 melalui kontak ponsel. Keduanya pun akrab hingga sepakat menggunakan panggilan sayang ayah bunda, layaknya pasangan suami istri.
MR memanggil WUL dengan nama panggilan bunda. Sebaliknya, WUL juga memanggil MR dengan panggilan ayah. MR akhirnya mengajak WUL bertemu pada 6 Januari 2016 di terminal mobil Desa Parenggean Sampit.
Saat itulah, MR berhubungan badan dengan WUL. Menurut MR, awalnya korban menolak lantaran takut, namun dengan rayuan gombalnya korban akhirnya terdiam. Saat itulah, MR membaringkan tubuh WUL dan melakukan hubungan badan layaknya suami istri.
Rupanya, MR ketagihan. Karena itu, MR selalu mengajak korban ketemu. Setiap kali bertemu korban, MR minta dilayani.
“Saya menyetubuhinya sembilan kali. Dia mau dengan saya setelah saya berjanji akan menikahinya, kebetulan saya dengan istri lagi ada masalah,” ujar terdakwa di depan JPU Kejari Sampit, Dewi Khartika.
Saat ditanya oleh jaksa terdakwa sempat mengaku tak mengetahui kalau korban masih di bawah umur.
“Masa enggak tahu, kalau dia pelajar SD kamu tahu kan?,” tanya jaksa, seperti dilansir Radar Sampit, Jumat (18/3/2016).
Mendapat pertanyaan dari jaksa, terdakwa hanya mengangguk. “Berarti kamu tahu itu di bawah umur, tahu aja dia masih SD, ngaku anggota TNI lagi,” tandas jaksa yang lagi-lagi dibalas dengan anggukan.
Pria yang bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit itu terbongkar setelah pada 22 Januari korban mengajak tersangka lari lantaran takut hamil.[pojoksatu]
Post a Comment