NEWSACEHTODAY, PADANGPARIAMAN-- Jamaah Tarekat Syattariyah belum melaksanakan ibadah puasa. Proses melihat hilal baru akan dilakukan pada Selasa (7/6) sore mendatang. Sebelumnya, penentuan proses melihat hilal yang dinamakan dengan Maniliak Bulan ini didahului dengan sidang ulama Syattariyah.
Padahal, pemerintah sudah menetapkan 1 Ramadan 1437 Hijriah jatuh pada Senin (6/6). Secara umum, umat muslim Indonesia sudah menjalankan ibadah puasa Ramadan mulai hari ini.
Pimpinan Syattariyah Nagari Ulakan, Padangpariaman, Ustadz Tuangku Qadi Ali Imran, mengatakan “Para ulama terlebih dulu Hisab Taqwin. Musyawarah untuk urut tahun dan urut bulan. Dimufakatkan, Selasa baru maniliak bulan. Maniliak bulan dilakukan sekitar pukul sekitar pukul 17.30,” ungkapnya, saat dihubungi Padang Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin (5/6).
Menurut Tuangku Ali Imran, para ulama Tarekat Syattariyah dan masyarakat akan melihat bulan dari pinggir pantai depan halaman makam Syech Burhanuddin di Ulakan.
Jika bulan memang terlihat, maka pada malam harinya akan langsung shalat tarawih, dan besoknya puasa. Namun, jika tidak, maka para ulama akan mengadakan sidang isbat, untuk menggenapkan Bulan Syakban sebanyak 30 hari. “Melihat bulan dilakukan dengan mata telanjang,” ujarnya.
Kata Tuangku Ali Imran, selain jamaah Syattariyah dari dalam Sumbar, seperti Solok, Agam, dan tentunya Padangpariaman, ada juga yang datang dari Pulau Jawa, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. “Semuanya akan berkumpul di Ulakan untuk manilik bulan,” ujarnya.
Menurut Wakil Bupati Padangpariaman, Suhatri Bur menyampaikan, meski berbeda dengan pemerintah dan aliran lainnya, jangan lantas menjadikan sebagai perpecahan. Untuk itu, dia mengimbau untuk saling memahami dan memulai Ramadhan dengan khusuk dan menjalankan sebanyak mungkin ibadah.
“Bukan perbedaannya, namun ibadahnya. Tentu semuanya sudah menurut syariaat. Jadi mari perbanyak ibadah, shalat Tarawih, baca Alquran, infak dan akhirnya berzakat,” ucapnya.
(sumber:jpnn)
Pimpinan Syattariyah Nagari Ulakan, Padangpariaman, Ustadz Tuangku Qadi Ali Imran, mengatakan “Para ulama terlebih dulu Hisab Taqwin. Musyawarah untuk urut tahun dan urut bulan. Dimufakatkan, Selasa baru maniliak bulan. Maniliak bulan dilakukan sekitar pukul sekitar pukul 17.30,” ungkapnya, saat dihubungi Padang Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin (5/6).
Menurut Tuangku Ali Imran, para ulama Tarekat Syattariyah dan masyarakat akan melihat bulan dari pinggir pantai depan halaman makam Syech Burhanuddin di Ulakan.
Jika bulan memang terlihat, maka pada malam harinya akan langsung shalat tarawih, dan besoknya puasa. Namun, jika tidak, maka para ulama akan mengadakan sidang isbat, untuk menggenapkan Bulan Syakban sebanyak 30 hari. “Melihat bulan dilakukan dengan mata telanjang,” ujarnya.
Kata Tuangku Ali Imran, selain jamaah Syattariyah dari dalam Sumbar, seperti Solok, Agam, dan tentunya Padangpariaman, ada juga yang datang dari Pulau Jawa, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. “Semuanya akan berkumpul di Ulakan untuk manilik bulan,” ujarnya.
Menurut Wakil Bupati Padangpariaman, Suhatri Bur menyampaikan, meski berbeda dengan pemerintah dan aliran lainnya, jangan lantas menjadikan sebagai perpecahan. Untuk itu, dia mengimbau untuk saling memahami dan memulai Ramadhan dengan khusuk dan menjalankan sebanyak mungkin ibadah.
“Bukan perbedaannya, namun ibadahnya. Tentu semuanya sudah menurut syariaat. Jadi mari perbanyak ibadah, shalat Tarawih, baca Alquran, infak dan akhirnya berzakat,” ucapnya.
(sumber:jpnn)
Post a Comment