Dosen Fisika FMIPA ITS, Diky Anggoro mengungkapkan, menjelang supermoon para mahasiswa berkumpul untuk melakukan observasi. Bahkan, belum sampai gelap mereka sudah mengerumuni teropong teleskop yang dipelopori oleh Unit Kegiatan Mahasiswa ITS Astronomy Club (UKM IAC).
"Kami observasinya memakai dua teropong dengan perbesaran 20-100 kali," tuturnya disitat dari laman ITS, Rabu (16/11/2016).
Inilah Fakta Menarik Supermoon
Diky menjelaskan, supermoon atau bulan super sendiri merupakan keadaan bulan dengan ukuran yang lebih besar dari bulan biasanya. Tak hanya ukuran, perpendaran cahaya supermoon sekira 30 persen lebih terang dibanding bulan purnama biasa.
"Keunikan dari supermoon adalah ukurannya 15 persen lebih besar dari bulan purnama biasanya," sebutnya.
Pada 2016, kata dia, terdapat tiga kali fenomena bulan super, yakni Oktober, November, dan Desember. Sedangkan fenomena supermoon dengan jarak datang terdekat hanya terjadi 18 tahun sekali.
"Kita bisa melihat supermoon ini lagi pada 2034. Untuk jaraknya, karena saya orang fisika, jaraknya mengikuti hukum kepler," imbuhnya.
Pada saat pengamatan supermoon kemarin, Diky mengaku bulan sempat tertutup awan. Namun, obeservasi supermoon tetap berjalan hingga awan yang menutupi semakin memudar dan tidak menghalangi lintasan bulan. "Alhamdulillah kita bisa melihat supermoon yang indah ini," pungkasnya seraya bersyukur.(liputan6)
Post a Comment