Seraya berjalan ke masjid, mereka mengusung spanduk hijau dengan aksara putih berbunyi, 'Fatwa MUI Tahun 2009, Wajib Pilih Pemimpin Muslim'.
Bobby, warga Jakarta yang turut memegang spanduk tersebut mengaku dia dan rekan-rekannya hendak menghadiri dzikir dan tausiah di Masjid Istiqlal.
Sehari sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta FPI, FUI dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI tidak menggunakan acara doa bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/02) untuk kegiatan politik.
Tito Karnavian menegaskan, "(Masjid Istiqlal) bukan untuk kegiatan politik meskipun dengan bungkus keagamaan."
Awas! fitnah jelang Nyoblos makin reme
"Dan, kalau itu dilaksanakan, Polri didukung oleh TNI akan melakukan tindakan tegas," kata Tito seraya menyebutkan aturan hukumnya.
Hindari provokasi
Semula aksi 112 hendak digelar di Lapangan Monas, Jakarta. Namun, bentuk acara diubah menjadi dzikir dan tausiah setelah Ketua FPI Rizieq Shihab dan pemimpin GNPF-MUI bertemu dengan Menkopolhukam Wiranto pada Kamis (09/02).
"Mengingat suhu politik menjelang pilkada di DKI Jakarta ini makin memanas, kemudian adanya gerakan-gerakan yang kami khawatir menjadi provokasi yang tidak sehat yang bisa menimbulkan kaos atau kerusuhan dan lain sebagainya, karena kita tahu juga pada hari tersebut kebetulan ada dua paslon yang akan melakukan kampanye terakhir, akan mengerahkan massa yang cukup besar.
"Jadi kami tidak mau terjebak dalam kampanye yang sedang dilakukan," kata Rizieq Shihab.
Hingga berita ini diturunkan, massa masih berada di Masjid Istiqlal, Jakarta. Mereka telah berada di masjid tersebut sejak dini hari untuk salat subuh berjamaah, kemudian berdzikir dan mengikuti tausiah yang diberikan sejumlah ulama.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh calon Gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono serta pasangan calon Gubernur DKI dan calon Wakil Gubernur DKI Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Post a Comment